Jakarta, faktapers.id – Sejumlah daerah kembali perpanjang PSBB (pembatasan Sosial Berskala Besar) seiring meningkatnya jumlah pasien yang terpapar covid-19 di seluruh Indonesia.
Secara ekonomi mengalami krisis, bisa dilihat secara kasat mata dengan peningkatan jumlah pengangguran, ratusan usahapun gulung tikar. Beberapa yang masih beruntung bisa bekerja mengalami pemotongan gaji atau diturunkan pendapatannya.
Melihat situasi yang tidak menentu seperti itu, lembaga kemanusiaan Indonesia CARE mulai menggagas kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sejumlah program yang berkesinambungan.
Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Indonesia CARE, Lukman Azis Kurniawan kepada wartawan usai peresmian kawasan peternakan Budi daya ikan hias neon tetra di wilayah Sawangan, Depok, Minggu (15/11)
Lukman mengungkapkan budidaya ini akan banyak menyerap tenaga kerja karena memang pengawasan untuk ratusan ribu ikan ini membutuhkan perhatian dan kejelian dari petugas yang merawatnya. Karenanya semakin banyak ikan yang harus diawasi maka semakin banyak dibutuhkan tenaga kerja. “Bahkan melalui budidaya ikan ini, kami mengajak masyarakat yang jadi korban PHK, yang usahanya kolaps untuk bergabung menjadi plasma-plasma budidaya ini. Karena budidaya neon Tetra tersebut terbukti hingga hari ini tak terdampak Covid 19,” ujarnya.
Diungkapkan Lukman, pasar lokal dan global masih kekurangan kebutuhan ikan mungil asal sungai Amazon tersebut. “Karenanya melalui program budidaya ikan ini, kami mengajak setiap orang menjadi enterpreneur dengan cara ikut membudidayakannya,” harap Lukman.
Biasanya kendala orang membudidayakan sesuatu, lanjut mantan jurnalis itu, adalah penyerapan pasarnya. “Nah Indonesia CARE siap menyerapnya berapapun ikan neon Tetra yang ada di peternak plasma kami. Selain itu kita juga siap mengedukasi masyakarat,” tandasnya.
Budidaya neon Tetra ini menurut Lukman, salahsatu dari beberapa program pemberdayaan yang sedang dijalankan oleh lembaga kemanusiaan dan lingkungan Indonesia CARE. “Selain mengangkat ekonomi masyarakat, kami berharap kedepan lembaga civil society seperti kita tak lagi mengandalkan persentase dari donasi umat untuk menjalankan operasional lembaga,” ujarnya.
Indonesia care mencoba merintis usaha di hulu agar hasilnya bisa untuk membantu operasional dan bantuan perdana bagi kerja-kerja kemanusiaan sebelum ada dukungan donasi masyarakat.
Ditambahkan Direktur Pengembangan Bisnis Indonesia CARE Corporation, Agung Harimurti bahwa bisnis ini masih kekurangan ratusan juta ekor setiap bulannya. “kebutuhan pasar internasional minimal 1 miliar ikan perbulan. Suplai kita masih sangat jauh dari harapan sampai saat ini,” imbuhnya.
Selain budidaya neon Tetra, lanjut agung pihaknya tengah mengujicoba membuat dan memasarkan produk2 kebutuhan rumah tangga yang rutin digunakan sebagai pilihan alternatif bagi masyarakat ditengah banjirnya produk2 asing. “Kita sering dengar kata noiot produk asing A atau B, tapi kita ngga diberikan alternatif penggantinya. Nah produk yang kami produksi ini selain terbuat dari bahan-bahan alami yang banyak ditemukan di alam Indonesia namun juga dimiliki dan dikembangkan oleh anak bangsa sendiri,” ujarnya.
Dalam budidaya peternakan dan pertanian, lanjut Agung pihaknya juga merintis budidaya kalkun, pertanian shorgum dan lain-lain.
“Insya Allah bila diusia tiga bulan saja Indonesia Care sudah sukses memulai bisnis budidaya ini, kita berharap dalam satu tahun diyakini lembaga ini akan melesat aksinya dalam upaya membantu sesama yg mengalami bencana, baik bencana alam maupun bencana sosial seperti kemiskinan dan kebodohan,” pungkasnya. Her