Denpasar. Bali, Faktapers.id – Menindaklanjuti pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Bali maupun pemangku kepentingan lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan kunjungan di beberapa titik. Kunjungan bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh dan empiris mengenai situasi terkini Bali selama pandemi Covid-19. Kunjungan tersebut dilakukan setelah BNPB berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bali pada 2 – 3 Desember 2020.
Titik pertama yang menjadi lokus kunjungan adalah Kawasan ITDC (Indonesian Tourism Development Corporation) Nusa Dua. Kawasan ITDC merupakan lokasi yang nantinya akan dipergunakan untuk kegiatan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di tahun 2022 mendatang. Melalui kunjungan ini, BNPB meninjau kesiapan ITDC dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19. Kawasan ITDC dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur kesehatan yang mumpuni, salah satunya dengan ketersediaan ruangan isolasi mandiri di setiap hotel serta fasilitas rumah sakit di dalam area. Selain itu, kawasan ITDC juga telah menyiapkan diri dengan simulasi evakuasi bencana tsunami dan outbreak Covid-19.
Dihari selanjutnya, BNPB mengadakan kunjungan ke desa adat dan desa wisata. Desa adat yang dikunjungi diantaranya adalah Desa Adat Kerobokan dan Desa Sedang. Kedua desa ini memiliki karakteristik yang berbeda. Desa Adat Kerobokan merupakan area pariwisata terbesar di Bali dimana masyarakatnya mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber mata pencaharian sehari-hari. Dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19, masyarakat setempat melakukan adaptasi dengan mengubah sumber mata pencaharian dari sektor pariwisata dan perdagangan kerajinan menjadi sektor pertanian dan perkebunan pisang.
Masyarakat juga merambah ke sektor kuliner dengan memanfaatkan aplikasi gofood, grabfood dan mengadakan catering untuk upacara adat. Sementara itu, Desa Sedang merupakan desa yang secara ekonomi tidak terdampak oleh pandemi Covid-19, karena mayoritas masyarakat bermata pencaharian sebagai pedagang bunga yang langsung mendistribusikannya ke pasar di mana kebutuhan masyarakat Bali terhadap bunga saat tinggi untuk keperluan acara adat dan sembahyang.
Untuk desa wisata, BNPB mengujungi Rumah Desa Balinese Home and Cooking Studio di Kabupaten Tabanan. Rumah Desa mengusung konsep desa wisata yang berkelanjutan, di mana desa tidak seluruh diubah menjadi destinasi wisata, tetapi pengunjung diajak berpartisipasi dengan kehidupan masyarakat Bali asli secara langsung. Hanya tersedia satu buah cottage di area Rumah Desa, selebihnya tamu dipersilahkan untuk menginap di rumah warga. Selain itu, desa ini juga memiliki komoditi andalan yaitu kopi, sehingga tidak bergantung pada sektor pariwisata saja.
Lokus terakhir yang menjadi titik kunjungan BNPB adalah Oka Agriculture Bali di Kabupaten Bangli. Oka Agriculture Bali merupakan usaha ekonomi lokal berbasis masyarakat dengan memberdayakan petani setempat. Kemudian, hasil komoditi diolah dan dijual di restoran dan café Oka Agriculture. Hanya saja, usaha ini sangat terdampak saat pandemic COVID-19 karena mayoritas pengunjungnya adalah wisatawan mancanegara.
Beberapa titik kunjungan di atas menjadi bagian dari asesmen dan pemetaan yang dilakukan BNPB untuk rancang bangun sistem pemulihan ekonomi di Bali.
Sebagian di antaranya menjadi best practice yang dapat dicontohkan kepada daerah lain, sementara sebagian lainnya memperlihatkan permasalahan yang perlu dipetakan dan dicarikan solusinya. Kedepannya, BNPB akan mempersiapkan sistem pemulihan ekonomi Bali dengan bekerjasama dengan berbagai K/L lintas sektor yang mampu menunjang kebutuhan Provinsi Bali. */Ans