Singaraja.Bali, Faktapers.id – Singaraja merupakan pusat seni dan budaya di Bali, Buleleng juga memiliki kekayaan yang berlimpah dan patut dijaga serta dirumbuh kembangkan oleh para pihak. Untuk menghindari kepunahan itu, DPRD Bali asal Kelurahan Liligundi IGK Kresna Budi belakangan ini sangat gencar dan berupaya menjaga kelestarian seni ukir di Buleleng.
Terlihat berbagai pura yang ada di Buleleng, masyarakat adatnya jika membangun atau merenovasi pura diarahkan lebih menggunakan ukiran dari paras batu seperti Paras Batu yang ada di Desa Sangsit Buleleng, selain memiliki warna yang klasik juga paras tersebut tak kalah berbeda dengan paras luar Buleleng maupun bahan lainya.
Seperti pada pembuatan tempat Suci di Griya Liligundi yang mana rumah tersebut milkinya leluhurnya, Seluruh ornamen dari pura , tempat suci di hias dingdingnya dengan batu paras. Arsitektur pun berasal dari Desa Alasangker Buleleng yang telah mahir dibidang seni ukir.
Ditemui Faktapers.id Jumat(11/12) dikediamanya., IGK Kresna Budi memaparkan,”Peran tokoh masyarakat dan pemerintah harus bersatu padu dalam menjaga restorasi pura-pura yang ada Harapan kita dinas Kebudayaan baik Kabupaten mapun Provinsi turut serta berperan dalam melestarikan adat dan Budaya kita kususnya seni ukir yang ada di Buleleng,”ujar Kresna Budi
Lebih jelas dikatakan, paras batu yang dimiliki Desa Sangsit Kecamatan Sawan Buleleng memiliki magnet tersendiri,”Jika dilihat seni ukir yang ada saat ini pertama bahan dasar yang dimiliki, kedua SDM Buleleng didalam melestarikan Budaya. Kemarin Bupati Buleleng juga kami dengar sudah melakukan yang terbaik menjaga kesenian di Buleleng seperti pura yang ada di Rumah Jabatan dengan menggunakan Paras Ukir.
Nah jadi tinggal dikembangkan keluar ,mudah-mudahan kantor Bupati nantinya ditempel paras asli Buleleng, kemudian pura-pura yang ada di instansi. Jadi alangkah baiknya kalau nantinya dana PEN bisa direalisasikan ke 10 pura dengan anggaran 50 Miliar berarti kita akan punya 10 pura yang bisa dipakai destinasi wisata Bali Utara,”paparnya.
Kresna Budi memiliki harapan kepada pemkab Buleleng maupun Gubernur Bali lebih memperhatikan ciri khas yang dimiliki Buleleng, sehingga menjadi magnet bagi wisatawan dunia yang nantinya lebih memffokuskan diri berkunjung ke Bali Utara.
”Mudah-mudahan nantinya lebih diperhatikan pengerajin seni maupun ciri khas Buleleng.Selain dimasa Pandemi ini akar dari seni adalah para pengerajin, apalagi Bali ini merupakan pariwisata seni dan Budaya. Kemarin kita panggil pelaku seni asal Buleleng yang bekerja di Gianyar untuk bekerja melestarikan seni ukir kita miliki. Kami harapkan dinas Kebudayaan dan Perindustrian lebih banyak memperhatikan mereka dari segi permodalan dan setiap ada proyek pembangunan di masing instansi untuk menampilkan nuasna Buleleng sebagai intisari Pariwisata kita,”jelasnya.
Sisi lain salah satu pengerajin seni Ukir Paras asal Desa Alasangker yang telah 10 tahun mahir menggores Paras Batu dan bekerja di gianyar kemudian di panggil Kresna Budi untuk menghiasi kamar sucinya memaparkan,”Dari SD sudah belajar ukir, kemarin kerja di Gianyar dan sekarang dipanggil oleh Ajik Kresna Budi. Des