Jakarta, Faktapers.id – Perlu direnungi dan diresapi salah satu pesan yang kita ingat dari peringatan Maulid Nabi adalah ajaran agar kita taat pada pemerintah.
Perlu disadari Bangsa lain fokus membangun kita masih memperdebatkan khilafiah. Padahal Pancasila sudah final.
Boleh berdebat penafsirannya tapi tidak boleh memperdebatkan butir-butirnya.
Dan Muktamar NU di Situbondo sudah menegaskan Pancasila sebagai asas Negara dan Jam’iyah Thariqah menegaskan NKRI Harga Mati.
Pendakwah dahulu begitu toleran menghormati perbedaan.Untuk itu Sunan Kudus enggan menyembelih sapi, karena menghormati tradisi non-muslim.
Bahkan bangunan Masjid Kudus mengakomodasi arsitektur non-muslim yang berkembang pada waktu itu.Tidak anti dengan kebudayaan lokal. Simpatik.
Muslim itu harus seperti air laut, meskipun ratusan sungai mengalikan air tawar, ia tetap asin dan tak pernah memaksa ikan di dalamnya menjadi asin.
Ketika kita akan melakukan perbuatan tercela, ingat merah putih, malu di dalamnya ada tumpah darah para pahlawan dan jatidiri bangsa yang memiliki adat dan etika ketimuran.
Anak-anak kita ajak ke makam pahlawan –anak-anak mengerti itu orang mati, tidak akan menyembahnya-.
Jelaskan, ini kopral ‘ini’ adalah pahlawan, makam itu adalah makamnya pahlawan tak dikenal.
Kenalkan para pahlawan kepada anak-anak kita sejak dini.Agar mereka paham kemerdekaan ini bukan hadiah.Dan agar dalam diri anak-anak tumbuh kecintaan pada bangsa.Rasa cinta yang kuat pada bangsa ini lebih dahsyat dari nuklir sekalipun.
Sebabnya Cinta Tanah Air itu sebagai wujud syukur kepada Allah atas anugerah bumi pertiwi ini.
“Ulama adalah benteng ideologi, TNI-Polri adalah benteng NKRI,”
Mari kita bersatu.Jangan goyahkan persatuan karena oknum kiai, TNI atau POLRI.
Jadi lah Anak Negeri yang CINTA NKRI
PERBEDAAN itu INDAH
ANEKA RAGAM BUDAYA
Mempersatukan
JIWA, RAGA, RASA & KARSA
Dalam
BHINEKA TUNGGAL IKA
Bravo TNI – POLRI INDONESIA
????????????????????????????????????????????????????????????