Singaraja.Bali.Faktapers.id-Lomba desa Tangguh Dewata Polda Bali dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Buleleng dinilai positif oleh DPRD Buleleng Kadek Sumardika asal Desa Uma Anyar Kecamatan Seririt.
Hal ini terungkap setelah Polda Bali yang di wakili Wadir Binmas Polda Bali AKBP Dra Ni Wayan Sri Yudayatni S. I. K, yang datang bersama rombongan menilai tiga desa di Buleleng.
Kadek Sumardika saat dikonfirmasi usai bertatap muka dengan Kapolres Buleleng AKBP Made Sinar Subawa dan Kapolsek Seririt Kompol Gede Juli menjelaskan, desanya dipilih menjadi duta dari tiga desa sangat memberikan respon positif atas kerja Polda Bali dan Polres Buleleng menunjuk sebagai bagian dari Desa Tangguh Dewata, selain masyarakatnya disiplin menerapkan prokes dimusim Pandemi ini juga mampu meningkatkan ketahanan pangan.
“Warga sudah memiliki konsep sendiri menjaga prokes juga dibarengi dengan sosialisasi akan bahaya pandemi ini, dan miningkatkan ketahanan pangan. Jadi potensi itu digali dari pribadinya langsung,” ungkap Sumardika.
Desa Uma Anyar, sambungnya, memiliki masyarakat yang hidup hitrogen, kala itu daerah yang semula sunyi sepi yang hanya dikelilingi oleh rawa-rawa makin lama kelihatan semakin hidup dengan penghuni baru yang mendirikan rumah baru. Karena tempat semula mereka kewalahan menghadapi keganasan semut yang jumlahnya senantiasa mengganggu ketentraman hidup mereka, baik gangguan terhadap makanan, tempat tidur, dan anak-anak. Suatu saat sampailah mereka pada sebuah daerah yang dikelilingi oleh rawa-rawa.
Menurut perkiraan mereka, daerah yang dikelilingi oleh rawa-rawa mustahil akan terjangkau oleh semut-semut itu Alhasil daearah yang baru mereka tempati dinamakan “Umeanyar”.
Lebih lanjut diterangkan DPRD Sumardika, Sabtu (16/1) pukul 09.00 wita, dimana masyarakat kini mampu hidup berdampingan meningkatkan ketahanan panganya seperti pengerajin daur ulang koran bekas bernama Ni Luh Aning (50). Yang juga bekerja sebagai anggota BPD desa setempat mampu menyulap korang bekas menjadi sebuah kerajinan.
”Potensi di Desa masyarakat mampu menggalinya sendiri untuk keluarga. Terhadap pengerajin atau daur ulang koran bekas itu sebuah inovasi baru karena melihat koran itu dari pada terbuang atau tidak dipakai akhirnya disulap menjadi kerajinan. Kami sangat apresiasi masyarakat karena muncul ide-ide yang brilian. Padahal itu orang menilai sebuah sampah namun ketika diolah menjadi manfaat dan sangat luar biasa mlah terjual sampai keluar pulau Bali. Nah daya pikir masyarakat seperti itu lah akan mampu meningkatkan potensi desa,” papar Kadek Sumardika. Des