Singaraja.Bali.Faktapers.id –Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Gotong Royong semasa Presiden Abdurrahman Wahid-Megawati Suekarnoputri periode (2001-2004) Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS., kunjungi Bali Utara tepatnya di Desa Pejarakan yang berada di Buleleng Barat bersama rombongan.
Liburan Rokhmin Dahuri dalam beberapa hari di Bali juga dijamu Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Dahuri kini menjabat dalam organisansi yang dipimpinya sebagai Ketua Umum MAI (Masyarakat Akuakultur Indonesia).
Kelautan maritim Indonesia sangat berpotensi untuk menjadi produsen komoditas akuakultur terbesar di dunia, khususnya udang Vaname, selain memiliki banyak pulau dengan alam baharinya. Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB tersebut menerangkan dengan potensi produksi akuakultur terbesar di dunia, sekitar 100 juta ton/tahun, dan saat ini baru diproduksi sekitar 17 juta ton (17%), target Menteri KKP untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen akuakultur terbesar di dunia adalah sebuah keniscayaan.
MAI (Masyarakat Akuakultur Indonesia) yang di bawah komandonya adalah organisasi profesi di bidang perikanan budidaya (aquaculture) yang bersifat non-profit dan independen tingkat nasional.
Menurut Rokhmin Dahuri, yang diminta untuk menjelaskan liburannya mengunjungi PT Agung Menjangan Mas Minggu (4/4) pukul 10.00 Wita yang dibangun sejak 1998 disambut pemilik pihak PT, Jainetra dibawah kendali Wayan Harta Wijaya. Perusahaan tambak terbesar di Buleleng Barat. Bahkan tak tanggung-tanggung perusahaan tersebut memberikan kontribusi kepada masyarakat Dusun Marga Garuda dengan menyumbangkan jalan Hot Mix.
Selain melihat ratusan petak Tambak Udang yang sedang panes, Rokhim juga melakukan tanam Manggrove bersama kelompok peduli Lingkungan Putri Menjangan. Kepada awak media Faktaper.id menerangkan potensi Buleleng sangat menjanjikan bagi pelaku usaha.
“Tambak ini dibangun 1998 dan kinerjanya relatif cukup bagus dan banyak peningkatan, karena banyak tambak ketika berubah dari udang windu ke udang Vaname mengalami keguguran dan ini malah masih exsis dan sangat bagus untuk pasar Internasional dengan cara penerapan budidaya yang baik mulai dari pemilihan benur, pakan dan perusahaan ternama serta dari segi lingkungan hidup memperhatikan Manggrove disekitarnya,” ujar Rokhmin Dahuri.
Rokhmin Dahuri yang sangat paham dengan lingkungan kelautan dan kini selain kembali diangkat menjadi staf di Kementerian Kelautan dan Perikanan juga memegang organisasi MAI menambahkan, Bali Utara sangat potensial kita lihat dari RTRW. Daerah ini selain pariwisata juga perikanan serta konsevasi laut yang dimiliki TNNB, ini berdampingan saling harmonis.
Sementara Ketua Sat Gas Lingkungan (Hariri) mengutarakan dimana semenjak membentuk Kelompok Putri Menjangan 2007 terus bergerak, baik konservasi kelautan,penanaman Manggrove dan lainya saat memberikan paparan terhadap apa yang telah dibuat selama ini di lingkungan pesisir Desa Pejarakan sembari menyuarakan yel-yel kelautan bersama Rokhmin Dahuri ‘Satu Manggrove Sejuta Manfaat’!.
Kepada Faktapers.idcia menerangkan bahawa masyarakat disini sudah semankin perhati akan keberadaan Manggrove juga pihak perusahaan.
“Tahun 2016 kemarin kita tanam ribuan manggrove khusus di wilayah Pejarakan. Tadi kami termotivasi dengan kedatangan seorang mantan menteri dan memberikan apresiasi yang sangat luar biasa bagi kelompok dan lingkungan sendiri. Harapan kami kedepan akan menjadi bagian awal untuk baik pemerintah Desa, Kabupaten Kota untuk lebih mendukung kegiatan kami dalam bidang konsevasi yang nantinya khusus Desa Pejarakan menjadi kawasan strategis Pariwisata Nasional. Dan disamping itu pemerintah mendukung Kelompok maupun Sat Gas Lingkungan dalam mengawasi pesisir dan kami akan terus melakukan kegiatan konservasi baik hutan manggrove, dihutan blantara maupun pada trumbu karang serta tidak terlepas pengawasan pemerintah dalam menjaga keseimbangan alam ,” papar Abdul Hairi
Selain berusaha bergerak bersama kelompoknya yang tergabung dalam Putri Menjangan, khusus di Desa Pejarakan pihaknya mengajak perusahaan-perusahaan lebih koorpertif terhadap lingkunganya dimana pesisir pantai pasir putih, yang banyak memiliki hutan bakau yang mesti dijaga kelestariannya, selain untuk menahan abrasi.
“Kita berharap pihak perusahaan tidak mengambil sisi keuntunganya tetapi tidak memperhatikan dampak negatif dari lingkungan serta bertanggung jawab kepada pekerja sehingga sinergeritas itu terjalin bersama. Serta paling tidak pengusaha itu mengikuti peraturan pemerintah dan pemerintah sendiri harus tegas dan benar-benar menerapkan aturan kelautan, pengusaha dan konservasi yang berlaku serta tidak tebang pilih. Jadi keseimbangan alam dapat terjaga,”j elas Hairi. Des