Jakarta, faktapers.id – Mewaspadai penyebaran Covid-19 di sekolah, Dinas Pendidikan DKI Jakarta ketat memberikan persyaratan dan kriteria terhadap sekolah yang akan menggelar uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Sejak awal, sebanyak 300 sekolah yang bakal menyelenggarakan PTM, namun kemudian mengerucut hingga menjadi sekitar 140 sekolah di Ibu Kota Jakarta.
Sekolah Dasar Negeri Kebayoran Lama Selatan 17, Jakarta Selatan menjadi salah satu Sekolah Dasar yang direkomendasikan untuk menjalankan PTM karena lolos uji melalui asesmen (penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa) tahap satu dan dua dari Disdik DKI Jakarta.
Kepala SDN (Sekolah Dasar Negeri) Kebayoran Lama Selatan 17 Jakarta Selatan, Papuani M. mengatakan, proses asesmen terhadap sekolah yang dipimpinnya sudah sesuai sehingga bisa menggelar pembelajaran tatap muka. Dalam mempersiapkan pelaksanaan uji coba PTM, Papuani menjelaskan, ia beserta guru-guru sudah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
“Alhamdulillah,… Sekolah kami sudah sesuai dengan asasmen yang telah ditetapkan oleh Disdik DKI Jakarta. Sekolah kami telah memenuhi kesiapan kondisi dan kesehatan para guru sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Demikian juga dengan kesiapan kondisi siswa dan sarana prasarana kesehatan yang ada di sekolah,” papar Papuani di ruang guru SDN Kebayoran Lama Selatan 17 dijalan Praja Dalam G, Kebayoran Lama Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, Jumat, (11/6/2021).
Menurut Papuani, semula sebanyak 220 siswa-siswi SDN 17 Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan yang mengikuti uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Namun, karena kelas 6 sudah lulus maka yang mengikuti PTM hanya kelas 4 dan 5 dan berjumlah 120 orang. Meski begitu Papuani mengatakan bahwa tidak semua murid kelas 4 dan 5 mengikuti PTM karena tidak mendapatkan izin dari orangtuanya. Pelatihan kepada guru-guru diberikan untuk mempersiapkan guru agar dapat optimal melakukan metode ‘blended learning’. “Blended learning itu kita mengajar sekaligus yang ada di sekolah dan di rumah secara daring menggunakan zoom.
Hanya 90% orangtua yang menyetujui melakukan pembelajaran jarak jauh di rumah. Saat ini, kegiatan belajar mengajar yang sedang dilakukan adalah ujian kenaikan kelas atau penilaian akhir tahun (PAT). Total ada 54 siswa kelas 4 dari dua rombongan kelas dan 53 siswa kelas 5 dari dua rombongan kelas yang mengikuti uji coba PTM.
“Ada 4A dan 4B serta 5A dan 5B. Dua-duanya kita bagi 50%. Misalnya, satu kelas ada 51 orang, maka kita bagi dua lagi jadi satu kelas hanya 25 orang dari no urut absen 1-25. No urut absen 26-51 belajar via daring. Besok sekolah akan ditutup untuk proses sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan. Selanjutnya, sekolah akan kembali dibuka lusa untuk giliran no urut absen 26-51 tatap muka. No urut absen 1-25 belajar via daring, begitu seterusnya,” tutur Papuani.
Lebih lanjut Papuani mengatakan bahwa pemantauan terus dilakukan oleh dokter dari Puskesmas Kebayoran Lama setiap hari untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan ketat. Setiap siswa yang hadir ke sekolah harus memakai masker, dicek suhunya, dan mencuci tangan setibanya di sekolah. Ada dua unit wastafel yang disediakan di dekat pintu gerbang sekolah. Selain itu, hand sanitizer juga disediakan di masing-masing kelas.
“Alhamdulillah orangtua dan peserta didik begitu antusias mengikuti PTM ini. Seluruh siswa juga dengan ketat menjalankan prokes. Sehingga mereka membawa masker lebih dari satu. Bahkan, meski disediakan dari sekolah, masing-masing dari mereka juga banyak yang membekali dirinya dengan hand sanitizer semprot dalam botol kecil,” pungkas Papuani. Her.