Jakarta, Faktapers.id – Jauh sebelum instruksi Jokowi dan Kapolri menindak tegas preman , banyak penguasa jalanan atau kawasan/wilayah yang lebih dulu bercokol di Jakarta pada masanya.
Berikut sederet nama-nama penguasa jalanan di Jakarta yang bersumber dari buku Preman-Preman Jakarta karya Maruli CC Simanjuntak kemudian dipublikasikan perpustakaankarmelindo.org yang dikutip Faktapersmid, Senin (14/6/2021).
Ada nama pentolan kelompok pemuda seperti Jhon Kei, mantan seteru kelompok pimpinan Basri Sangaji. John Kei yang merupakan pimpinan Angkatan Muda Kei (Amkei) mengklaim mempunyai anggota sampai 12.000 orang.
Dari kelompok Amkei ada juga nama Daud Kei. Wakil Ketua Amkei ini juga memiliki bisnis yang sejenis dengan John Kei. Kelompok pemuda dari kawasan timur Indonesia ini telah mengontrol dan menduduki suatu kawasan tertentu di Jakarta.
Belum lagi nama mantan penguasa Tanah Abang, Jakarta Pusat yakni Hercules yang sudah sangat tersohor semakin membuktikan bahwa semakin hari dunia premanisme semakin berkembang dan terorganisir dengan rapi.
Di Jakarta Pusat, nama “Hasan Suwing” cukup disegani di kawasan Lokasari, Mangga Besar dan sekitarnya. Kemudian, mantan pembunuh bayaran yang sudah tobat, Arek Foto, juga masih punya nama di Tanah Tinggi. Nama lainnya “Yanto” yang memegang perparkiran di depan Gelanggang Planet Senen.
Pencopet-pencopet Senen diisukan dipimpin “Ical alias Eddy”. Salah satu penyebab mengapa mereka berani langsung mencopet penumpang KA di Stasiun Senen konon karena ada beking oknum di kawasan itu. Di Jalan Biak-Roxy, ada nama “Amsir Budeg” dan “Tatang Cs” di Jalan Juanda.
Di Jakarta Barat, nama “Margono” cukup kuat di kawasan Cengkareng. Pemerasan sopir angkot setiap hari diduga dikoordinir olehnya dan sempat terjadi tawuran massal dengan kelompok Palembang di Cengkareng.
Di Jakarta Selatan, ada nama preman yang “sudah sadar” yakni “Seger” yang memegang perparkiran di kawasan Blok M. Dia terkenal dalam kasus pemberontakan LP Cipinang tahun 1981 di mana dia diduga menghabisi anak buah Jhoni Sembiring (almarhum). Rekan seangkatan “Seger” adalah “Freddy Galur” serta “Plolong” (almarhum).
Di Jakarta Utara, nama “Kadim” disegani di kawasan pelabuhan. Di sekitar kawasan Kramat Tunggak ada dedengkot bernama Zazuli. Mantan terhukum seumur hidup ini dianggap penguasa kawasan Gudang Baru, Bulog.
Kemudian, di Pademangan Barat, ada nama “Rudy Ambon” yang biasa mangkal di bioskop King. Di kawasan Kalijodo, nama “Daeng Usman, Daeng Patah, dan Daeng Hamid” cukup disegani. Lalu, nama “Royal” di Gedung Panjang, Kota.
Di Pasar Ikan sudah lama ada nama “Janaan dan Suganda” (satu lagi: Janaka sudah almarhum). Selain menguasai kuli-kuli di pelabuhan juga diduga sebagai bos bajing loncat di kawasan pelabuhan hingga Jawa Barat.
Nama lainnya, Thalib Makarim. Sama seperti John Kei, Thalib berasal dari Flores dan anggotanya kebanyakan berasal dari tempat asalnya. Bisnis yang digeluti adalah bidang pengamanan klub hiburan kelas atas seperti Blowfish, Dragon Fly, X2, dan Vertigo serta pusat perbelanjaan dan hiburan malam kelas atas di kawasan Melawai. Selain itu, dia pernah menjadi pengacara Tommy Winata.
Penguasa jalanan tersohor lainnya Abraham Lunggana atau Haji Lulung. Abraham merupakan putra Betawi yang cukup disegani. Dia pernah menduduki Ketua DPP Pemuda Panca Marga dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Bisnis yang digeluti adalah mengelola jasa parkiran dan keamanan di Jakarta Pusat, jasa pengamanan Blok F, Pasar Tanah Abang, parkiran RS Fatmawati, serta menguasai sejumlah area strategis di kawasan Thamrin.
Haji Lulung mendapat kekuasaan di Blok F Pasar Tanah Abang setelah berhasil merebutnya dari penguasa Betawi Muhammad Yusuf Muhi alias Bang Ucu Kambing. Bang Ucu berhasil menguasai Tanah Abang setelah menyingkirkan Hercules yang telah lama berkuasa di kawasan tersebut.
Di Jakarta Timur, kawasan Kebon Singkong, Klender diketahui menjadi basis preman dari pemain 365 (perampokan) hingga pencuri kendaraan bermotor. Di kawasan perparkiran Arion, Rawamangun ada nama “Azis”, kemudian di Jalan Matraman-Pramuka ada nama “Edison”. []