Singaraja.Bali.Faktapers.id – Desa Cempaga kecamatan Banjar,Buleleng Bali yang dimotori oleh Kades Putu Suarjaya kembali membangkitkan potensi anak bangsa.
Desa yang terletak di diketinggian dengan kehidupan masyarakat berbagai variasi, baik petani, pengayam, maupun pelaku wisata,
Hari ini peresmian wantilan sekaligus di kemas dengan penampilan kegiatan olah raga pencak silat (Depok) Panca Sona yang dihadiri dari berbagai Desa Bali Age. Kades Suarjaya ke pada Faktaper.id Senin (14/6) usai memberikan arahan kepada anak-anak menerangkan ,”Kami selaku Kades membuka acara ini dan sangat apresiasi kemajuan dari anak-anak desa kami untuk melestarikan seni bela diri yang ada . Selaku pengajar atau pembingbing pencak silat merupakan bapak Wayan Mudita yang memiliki banyak siswa di Bali Age. Wantilan ini kita bangun dari dana hibah Kabupaten Buleleng,”ujar Suarjaya.
Selaku Kades, Suarjaya yang digadang-gadang bakal dipilih lagi memimpin Desa Cempaga pada Pildes 31 Oktober 2021 lebih terang mengatakan, “Kami sangat mengharapkan dengan peresmian wantilan ini , bela diri pencak silat dapat memicu generasi muda untuk lebih meningkatkan seni ini serta dapat ikut tampil nantinya dalam kejuaraan baik tingkat desa maupun kabupaten sehingga bisa membawa atau mengharumkan nama desa Bali Age pada umumnya. Dan kami dari pemerintah desa akan selalu memberikan dukungan kepada insan-insan yang ingin melestarikan kesenian Bali Age ,”jelas Putu Suarjaya.
Pertunjukan pencak silat depok Panca Sona yang kini tergabung dengan desa Pedawa Depok Tri Dharma “Satria Muda Bali Aga berlokasi di Banjar dinas Corot, juga di hadiri tamu undangan/peserta atletit dari olah raga Muay Thai Buleleng yang di wakili Gede Sudarma /Buda dari perguruan pencak silat Walet Putih dan juga Ketua Binpres cabang olah raga Muay Thai Buleleng.
Sementara Wayan Mudita kendati umurnya mencapai 83 tahun namun masih mampun berlaga, kakek yang lazim dipanggil pak Mudin selaku pengajar Depok dan memilik banyak anak buah di Desa Bali Aga, Pencak Silat Panca Sona didirikan atas kegemaranya selama ini menekuni olah raga bela diri,”Kami sejak umur 25 tahun mengenal beladiri sampai keluar kabupaten Buleleng. Kami mengajar ini sekarang lebih senang , karena anak-anak mau berlatih beladiri supaya ada nanti saya wariskan setelah saya meninggal. Mengajarkan seni beladiri ini bukan saya mengajarkan bermusuhan , tetapi cinta kedamainan yang kami cari makanya saya sebutkan Panca Sona. Dulu masyarakat sedikit-sedikit berkelahi antar desa tetapi sekarang hal tersebut saya satukan agar tidak terjadi konflik di masyarakat dan kami rangkul anak-anak di Bali Aga,”jelas Kakek Mudin.
Sisi lain salah satu anak perguruan bernama Ni Putu Septina Dewi (17) perempuan muda asal Cempaga yang sudah berani membekali diri dengan dasar olah raga beladiri mengatakan,”Saya sebagai murid sangat berbangga hati bisa mendapatkan ilmu beladiri untuk menjaga-jaga diri sendiri. Harapan kedepan agar ada sarana prasarana latihan, “ujar Septina. Des