Headline

Pengusaha Krapu dan Bandeng Bali Utara Menjerit, Ekonomi Tumbang

306
×

Pengusaha Krapu dan Bandeng Bali Utara Menjerit, Ekonomi Tumbang

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Bali.Faktapers.id- Pengusaha Tambak Ikan Krapu dan Bandeng Bali Utara Menjerit, Ekonomi Tumbang PPKM Kembali Berlaku. Sejak dilanda covid-19 pemilik tambak di Desa Penyabangan, Gerokgak terus menjerit, isu ini membuat usaha ekspor ikan keluar negeri (Filipina) mulai anjlok.

Seperti yang diungkap Nyoman Sawitra, di temui di pesisir Penyabangan, pria berumur 60 tahun ini mengelola tambak ikan bandeng sejak 20 tahun, Senin(5/7).

Biaya oprasional yang dikeluarga setiap bulan pun mencapai 350 juta, dengan karyawan yang di tampung mencapai 100 orang untuk dipekerjakan memelihara ikan berkualitas tinggi tersebut. “Untuk menutupi biaya oprasional terpaksa pinjam uang di Bank, kalau tidak begitu menangis semua ini biar berputar saja ekonomi dan bisa makan saja mereka. Makanya karyawan tidak ada yang istirahat kerja,”ujar Sawitra

Untuk ekspor ikan Krapu keluar negeri tujuan Filipina, kondisi pandemic juga terkendala keuangan dinegara tersebut,”Sempat kirim tahun ini, tetepi keuangan disana bermasalah makanya sekarang ngeri. Untuk saat ini masih bertahan tapi jka satu tahun lagi seperti ini ekonomi bisa tutup tambak ini,”papar Sawitra.

Rata-rata tenaga kerja Tambak yang di kelola Sawitra 80 persen dari masyarakat Penyabangan dan sekitarnya, jika diberhentikan tenaga kerjanya Sawitra merasa kasihan kelaparan akan menimpa, “Pemasukan berkurang tapi pengeluaran terus makanya terpaksa pakai uang Bank. Makanya kasihan kalau kita hidup sendiri yang lain butuh makan pasti ribut. Kita antisipasi biar mereka bisa makan saja dulu. Mobil 3 sudah saya jual biayain tenaga, toh dulu mereka itu yang bantu cari. Sekarang baru begini kita lepas tanggung jawab , ibaratkan sopir kan salah juga”terang Sawitra.

Kendati mengurangi hasil panen yang di sundul oleh pakan ikan yang mahal dan tidak biasaya beli berton-ton namun kini hanya mampu beli puluhan kilo. Sawitra juga sampai menekankan kepada tenaga kerjanya yang biasanya memiliki upacara keagamaan dengan biaya besar harus dikurangi, tenaga disarankan jangan sampai boros dengan keuangan.

Jika pariwisata di buka besar kemungkinan wisatawan belum berani ke Bali, karena bencana dunia ini semakin menjadi menumbangkan ekonomi tinggkat dunia, Sawitra pun tak memungkiri ,”Kasihan juga pemerintah karena masalah ini, kita mau keluar negeri juga tidak boleh dan dari Negara mereka juga membatasi. Jadi sudah lah jangan ceroboh jangan berpikir aneh-aneh sekarang. Cukup bertahan untuk hidup saja.

Sawitra menambahkan sebelum pandemic melanda, usaha tambaknya mampu ekspor ikan hampir 3 juta ekor ke luar Indonesia , dengan kondisi keuangan yang beramsalah dinegara tersebut. Selaku pengusahan ikan Krapu di Penyabangan Sawitra memiliki harapan ditahun depan ekonomi kembali pulih,”terang Sawitra. Des

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *