Headline

Lahir di Pelosok Desa, Mantan Anak SMA Bali Mandara Lulus Seleksi Bintara Polwan Polda Bali

1351
×

Lahir di Pelosok Desa, Mantan Anak SMA Bali Mandara Lulus Seleksi Bintara Polwan Polda Bali

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Bali, Faktapers.id – Dididik menjadi anak disiplin sejak bersekolah di SMA Bali Mandara , Ni Luh Baskariani (18) anak perempuan pasangan dari Gede Muliawan dengan Ketut Armoni asal Dusun Kubuanyar Desa Kubutambahan/ Buleleng Lulus seleksi Bintara Polwan.

Ni Luh Baskariani merupakan tergolong keluarga kurang mampu, rumah yang dihuni bersama ayah /ibu, dan kedua adiknya pun terlihat masih belum terservis/Finising, pasalnya lahan yang ditempati milik desa adat Kubutambahan.

Cita-citanya yang tinggi menjadi seorang Doktor pupus ditengah jalan lantaran terbentur ekonomi, namun tuhan berkata lain setelah lulus dari SMA Bali Mandara dan memiliki prestasi yang cukup gemilang, kemudian mencoba melamar Bintara Polwan/Polri melalui jalur prestasi, berbagai tahap seleksi Penerimaan Bintara Polri diikuti di Polres Buleleng/Polda dan akhirnya terpilih lulus sebagai calon Bintara.

Sidang Kelulusan Akhir Calon Bintara dan Tamtama Polri T.A 202, Kamis 22 Juli 2021 langsung di hadiri Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinar Subawa, S.I.K., M.H bersama jajaran secara Virtual melalui Zoom Meeting dan Live Streaming Youtube Biro SDM Polda Bali yang berpusat di Gedung PRG Polda Bali.

Dari jumlah yang dinyatakan lulus sebanyak 107 orang ada yang melalui seleksi PTU 76 pia,PTU 5 wanita, Bakomsus TI 7, Bintara Rekpro 2,Tamtama Brimob 14,Tamtama Polair 2,Pindahan Akpol 1 orang.

Ni Luh Baskariani lulus Bintara Rekpro (Rekrutmen proaktif) melalui jalur prestasi kategori (Talent Scouting) sedangkan 1 rekanya berasal dari Desa Sudaji/Sawan melalui jalur rekrutmen PTU. Setelah dinyatakan sah lulus dan siap menjalani Diklat di Sepolwan Ciputat.

Calon siswa Polri akan berpangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda) masih terbentur ekonomi, menjalani seleksi dan lulus tanpa dikenakan biaya oleh Polri. Saat akan persiapan Diklat, miris mendengar cerita keperluan akan biaya swab covid-19 dan tidak memiliki uang yang cukup.

Salah satu anggota Polres Buleleng pun bersama rekanya mendatangi Baskariani ke rumahnya dengan membawakan biaya sekedar untuk Swab dan selanjutnya akan dibekali biaya dengan cara donasi.

Ni Luh Baskariani dikonfirmasi awak media Jumat (23/7) melalui saluran telephone setelah selesai menjalani Swab menerangkan, meski beberapa kendala yang dihadapi dalam menjalani sleksi.

“Jarak dan persiapan dalam menjalani seleksi ada kendala, seperti saat seleksi jasmani/renang saya tidak memiliki pakian itu, namun beruntung ada teman ngasih pinjam dan berhasil mengikuti seleksi tersebut,”ujar Baskariani.

Selain itu kendala yang dihadapi setelah dinyatakan lulus via daring dan akan mengikuti Binlat, malah kembali terkendala vasilitas jaringan yang sangat lemot, pasalnya daerah tinggal Baskariani berada dipelosok desa,.

”Saat dinyatakan lulus malah jaringan didaerah saya sangat lemot, untuk mengikuti virtual daring itu saya berpamitan dengan orang tua pergi ke Polres Buleleng mencari jaringan agar bisa mengikuti Zoom Meeting, saya baru merasa bangga bisa menjadi bagian anggota Polri,” terang Baskariani.

Sisi lain ayah Baskariani, Gede Muliawan saat ditemui mengungkapkan kisah anaknya, kendati dalam mendidik anak sangat keras namun Muliawan bagaikan mimpi mendengar anaknya lulus seleksi dengan keterbatasan vinansial alias tanpa biaya.

“Seperti mimpi kebanggaan saya antara percaya dan tidak anak saya dinyatakan lolos, sebelumnya ada dari seseorang prihatin dan menawarkan anak saya untuk menjadi polisi namun uang saya tidak punya, tapi anak mau dan mendaftakan diri tanpa sepeser uang yang saya pegang,” ujar Muliawan.

Lulus SMA Bali Mandara yang mengambil jurusan MIPA, beasiswa untuk kuliah di Univ Padjajaran telah siap,  namun orang tuan terbentur biaya hidup anaknya di pulau Jawa.

Lebih jelas dipaparkan Muliawan, anaknya memiliki cita-cita menjadi tinggi dan akan kuliah dengan prestasi yang dimiliki sesuai jurusan yang diambil.

“Cita-citanya tinggi sekali mau jadi doktor jurusan yang di ambil MIPA, saya tidak sanggup nantinya dengan biaya disana,”terang Muliawan. Des

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *