Headline

Gentle…! Rumah Anak Yatim Diusik Mata Sipit, Pria Betawi Rela Minta Maaf

700
×

Gentle…! Rumah Anak Yatim Diusik Mata Sipit, Pria Betawi Rela Minta Maaf

Sebarkan artikel ini
H Sarmilih

Jakarta, faktapers.id – Walaupun masih berpijak di kaki kebenaran, Sarmilih, pria Betawi asli yang viral karena senpi legalnya tersingkap dari bajunya, ternyata juga memiliki jiwa ksatria dan gentlement. Pahlawan anak yatim ini tidak malu dan gengsi untuk meminta maaf atas peristiwa itu kepada warga Jakarta Barat dan warga DKI Jakarta umumnya.

Permintaan maaf pria dermawan itu disampaikan saat jumpa press di kantor PCNU Jakarta Barat, Sabtu (24/7), bersama Ketua PCNU Jakbar, H Agus Salim, dan Ketua Lembaga Penyuluhan Hukum NU Jakarta Barat H Sabeni Manong.

“Ucapan saya kemarin merupakan bentuk ketidaksengajaan atau reflek juga kekhilafan. Saya pribadi dan keluarga meminta maaf atas ucapan saya yang viral dalam video tersebut. Tidak ada niatan apapun. Saya hanya mempertahankan kebenaran, bukan membuat keresahan,” ucap Sarmilih.

Sarmilih menjelaskan awal insiden tersebut, dirinya sedang membereskan conblok pembangunan rumah anak yatim piatu.

“Saya di videoin dari belakang, bahkan saya sudah menghindar. Saya bilang sama ibu berinisial SLU itu, jangan videokan kami karena saya punya hak asasi manusia. Jika mau videokan izin dulu dengan kami. Tapi ibu itu terus memvideokan sembari bertanya-tanya terkait pembangunan rumah anak yatim. Karena ibu itu telah mengusik pembangunan rumah anak yatim, dan hal itu adalah ibadah bagi saya, akhirnya saya pun terprovokasi,” ujar Sarmilih.

Sarmilih juga menegaskan bahwa pada saat peristiwa itu, dirinya tidak ada menggenggam atau menyentuh senpi yang tersimpan rapih di sarung dalamnya.

“Baju saya saat kejadian itu kan ketat dan slim, jadi saat tangan saya bergerak, otomatis baju bagi bagian bawa terangkat, dan tanpa sengaja terlihat senpi yang tersimpan di pinggang sebelah kanan saya,” ujarnya.

Sarmilih juga membantah bahwa dirinya bukan penasehat PWI Jakarta Barat. “Saya adalah penasehat salah satu media terbitan Banten, bukan penasehat PWI Jakarta Barat. Di video itu tidak ada saya sebutkan diri saya adalah Penasehat PWI Jakarta Barat. Kalau ada yang menuliskan itu, itu salah besar dan berita itu hoax,” ujarnya.

Sementara terkait senjata api yang dimilikinya, ia mengaku bahwa senjata tersebut diperoleh karena kebutuhan pribadi sesuai dengan penugasan dari perusahaan saat keluar kota dan daerah terpencil.

“Karena sering tugas keluar daerah takut membahayakan diri, makanya untuk melindungi diri sendiri, saya mengajukan surat kepemilikan senjata. Izinnya kurang lebih sudah hampir setahun dan itu peluru karet,” ungkap dia. ddg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *