Serang, Faktapers.id – Sudah sejak lama bau busuk menyengat yang terjadi di Kampung Laes, Desa Junti, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang di duga bersumber dari PT Pahala Sukses Bersama (PSB) pabrik tepung berbahan baku ikan, masih terasa hingga saat ini.
Anehnya, pemerintah setempat, maupun pemangku jabatan di daerah tidak bisa berbuat banyak, meskipun keluhan masyarakat terkait bau busuk itu sudah berlangsung lama, bahkan kebebasan mereka seakan di rampas untuk menghirup udara bersih.
Pada pertengahan bulan November Tahun 2020 yang lalu, perusahaan ini pernah di demo oleh warga sekitar karena tidak tahan dengan bau busuk yang di timbulkan perusahaan itu.
“sekitar bulan November Tahun 2020, perusahaan ini pernah di datangi warga, pemberitaan juga rame saat itu, ending penyelesaian dari demo itu juga tidak ada, kata Mulyani, PJS Kepala Desa Junti saat di konfirmasi melalui WA telepon selulernya.
Mulyani juga mengaku bingung saat wartawan menanyakan terkait bau busuk yang di duga berasal dari PT PSB tersebut.
” Tadinya masyarakat bergerak rame-rame dan tiba-tiba berhenti, pada hal pabrik masih mengeluarkan bau busuk,” ungkapnya.
Dari hasil Informasi yang berhasil di peroleh Mulyani, masyarakat tidak lagi bergejolak meskipun pabrik masih mengeluarkan bau busuk karena HRD PT PSB sudah memberikan kontribusi ke masyarakat, lingkungan dan rumah Ibadah.
“kalau bau busuk masih tercium, bahkan ada sebagaian warga yang masih protes,” ujarnya.
Iyah (50), salah seorang warga kampung Laes, ketika di konfirmasi mengakui bahwa, bau busuk yang di duga berasal dari PT PSB itu sudah lama terjadi.
“bau itu sudah lama mas, kita mah sudah terbiasa dengan baunya, apa lagi kalau angin bertiup dari arah pabrik baunya sampai kadang-kadang bikin pusing,” kata Ibu Iyah.
Iyah juga meminta, pihak perusahaan mencari solusi supaya bau itu bisa berkurang, bahkan kalau bisa, jangan sampai tercium bau lagi.
“semua juga pengen udara segar, supaya tubuh kita sehat, sebelum PT PSB berproduksi kita masih bisalah menghirup udara segar,” ujarnya.
Sementara itu, ketika persoalan bau busuk di Desa Junti, Kecamatan Jawilan ini di konfirmasi kepada Camat Jawilan, Muhammad Agus Saepudin, memilih bungkam alias tidak mau berkomentar, meskipun pesan konfirmasi yang di kirim wartawan via WA selulernya sudah centang dua, pertanda pesan sudah masuk. RM