Takalar, Faktapers.id–– Melalui Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Takalar, merupakan penyelenggara kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan anggaran 60 jt dana Dekonsentrasi yang bersumber dari APBN dan 55 jt Dana Alokasi Khusus dari APBD.
Dana tersebut diterima langsung oleh KWT di rekening masing – masing.
Indikasi kegiatan tersebut terjadi pungutan liar (Pungli).
Diketahui terdapat 22 KWT yang ada di Kabupaten Takalar.
Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, terkait dana dekonsentrasi diduga Musawir staf Kabid Ketahanan Pangan, telah pungut sebesar Rp 27 jt bersumber dari APBN dari setiap kelompok sedangkan DAK diduga dipungut sebesar Rp 9 jt dari pencairan pertama Rp 29 jt dari Rp 55 jt
“Dana dekon propinsi terdapat 22 kelompok… Anggaran 60 jt yang dipungut Musawir setiap kelompok itu 27 jt, jadi sisa di kelompok itu 33 jt “, jelas sumber via WA.
Ia lanjut ” Kemarin 55 jt , pencairan pertama itu 29 jt, kalau tidak salah potong pajak langsung 3 jt , lalu dipotong lagi Musawir dg Ngalle 9 jt” ungkapnya.
Konfirmasi staf Kabid Ketahanan Pangan, Muswir dg Ngalle ” Kami hanya membantu KWT sebagai fasilitator untuk pembinaan termasuk administrasinya”, ujarnya.
Musawir juga mengatakan terkait mengambil dan ikut potong dana tersebut dari KWT yang diindikasi atas perintah Kabid Ketahanan pangan, di kala Jamaluddin Hasan menjabat sebagai Kabid Ketahanan Pangan.
Disinggung besar jumlah yang dipungut dari KWT dirinya tidak tahu, karena dana itu dijemput saja dan diberikan kepada Jamaluddin Hasan, karena kegiatan ini kabid yang punya komitmen dengan KWT.
” Saya hanya mengambil uangnya saja, atas perintah kabid yang lalu dan memberikannya”, ungkap Musawir di ruangan kantornya, Senin (13/9/2021).
“Kegiatan tersebut terlaksana masih Kabid Ketahanan Pangan yang lalu, Jamaluddin Hasan yang saat ini telah duduk di belakang meja sebagai Kepala kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbang) Takalar.
Di hari yang sama dalam hal ini, Jamaluddin Hasan bantahannya, enggan memberi informasi instan, Dia minta kepada wartawati faktapers.id untuk menunggu informasi selanjutnya . Kartia
