Headline

World Cleanup Day 2021, DLHK Klaten Tanamkan Mindset Pilah Sampah

483
×

World Cleanup Day 2021, DLHK Klaten Tanamkan Mindset Pilah Sampah

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – World Clean up Day (WCD) atau Hari Bersih-bersih Sedunia juga digelar di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. DLHK Klaten bekerjasama dengan panitia WCD, DAKOP, Relawan dan dinas terkait, Sabtu (18/9/2021).

Pelaksanaan WCD 2021 ini digelar di dua tempat yaitu di Pasar Srago sekaligus memberikan edukasi kepada pedagang dan di Desa Tibayan bekerjasana dengan fasilitator atau komunitas untuk memilah sampah masyarakat.

WCD memberi pesan bahwa kebersihan alam dan lingkungan harus tetap terjaga. Untuk itu, masyarakat harus diberi pemahaman bahwa sampah tidak harus ditumpuk di TPS, tapi harus dipilah.

Selain sebagai peringatan WCD 2021, bersih-bersih serentak yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) ini juga dalam rangka mewujudkan gerakan Klaten resik bebas sampah.

Kepala DLHK Kabupaten Klaten, Srihadi mengatakan selama ini pedagang yang ada di pasar membuang sampah hanya dikumpulkan terus ditumpuk ditempat sampah dan belum ada pemilahnya.

“Hal ini diharapkan sampah dari masyarakat sudah langsung memilah agar sampah berkurang. Seperti sampah daun dan sisa makanan bisa untuk pembudidaya magot,” katanya.

Selain itu, kata dia, sampah kertas dan botol punya nilai jual. Meski demikian, apabila tidak ada pemilahan otomatis TPA akan semakin penuh, untuk itu solusinya adalah pengurangan dari level bawah (masyarakat).

“Tahun ini kita membuat kajian timbunan sampah yang sudah disusun, ternyata sampah yang dihasilkan masyarakat sebesar 0,5kg per 1orang per harinya dikalikan penduduk jadi total 300ton sehari,” ungkapnya.

Padahal, lanjut dia, selama ini yang diolah di TPS tidak lebih dari 50 persen. Dalam rangka itu, DLHK Klaten untuk mengurangi sampah bekerjasama dengan 25 TPS3R se-Kabupaten Klaten, diantaranya Bank Sampah, Magot, Sekolah SMP dan SMA Adiwiyata dan lainnya.

“Ada sekitar 40 sekolahan dari tingkat kabupaten dan propinsi serta nasional yang masuk kriteria Adiwiyata. Selama pandemi malah lebih banyak terutama sampah medis yang sudah dikelola oleh pihak ketiga,” tandasnya.

Salah satu relawan asal Desa Tibayan, Dwi Harjoko mengatakan pihaknya terus mengupayakan kegiatan-kegiatan di desanya terkait kelestarian lingkungan. Dwi percaya membantu sesama dimulai dari lingkungan. Dia berharap upaya menggalakkan “Pilah Sampah dari Rumah’ dapat mendukung Indonesia bersih 2025.

“Dengan adanya kegiatan ini juga diharapkan jadi penyemangat baru dan menjadikan contoh desa yang lain, terutama dalam menciptakan kebersihan lingkungan dan instansi terkait terus memberikan edukasi kepada masyarakat,” pungkasnya. Madi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *