Klaten, faktapers.id – Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Klaten, Anif Solikhin memimpin Upacara Hari Santri Nasional yang ke-6 di Halaman Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Klaten, Jumat (22/10/2021). Adapun peringatan Hari Santri tahun 2021 mengangkat tema Santri Siaga Jiwa Raga.
Dalam pidatonya Anif mengatakan, tema tersebut merupakan bentuk pernyataan sikap santri Indonesia, agar selalu siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia dan mewujudkan perdamaian dunia.
“Siaga jiwa, berarti santri tidak lengah menjaga kesucian hati dan akhlak, berpegang teguh pada aqidah, nilai dan ajaran Islam lil alamin serta tradisi luhur bangsa Indonesia,” ujar dia, dalam pidatonya dihadapan peserta upacara.
Kata Anif, santri di masa lalu selalu siaga dan berani maju untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Karena itu, dia meminta para santri saat ini selalu siaga yakni tidak akan pernah memberikan celah terhadap ancaman masuknya ideologi yang merusak persatuan dan kesatuan Indonesia.
“Bila di masa yang lalu jiwa santri selalu siap dan berani maju untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Maka santri hari ini tidak akan pernah memberikan celah masuknya ancaman ideologi yang dapat merusak persatuan dan kesatuan Indonesia. Siaga raga berarti badan tubuh tenaga dan buah karya santri didedikasikan hanya untuk Indonesia,” paparnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan santri selalu diajarkan tak pernah lelah dalam berusaha dan terus berkarya untuk Indonesia. Sehingga siaga jiwa raga sebagai komitmen santri yang sudah terbentuk dari tradisi pesantren.
“Siaga jiwa raga merupakan komitmen seumur hidup santri yang terbentuk dari tradisi pesantren, yang tidak hanya mengajarkan kepada santri-santrinya tentang ilmu akhlak, melainkan juga tazkiyatun nafs yaitu mensucikan dengan cara digembleng, melalui berbagai tirakat lahir dan batin yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Klaten, Nurul Qomariyah menuturkan pihaknya menginginkan adopsi adab dari pondok pesantren bisa diterapkan sebagai pendidikan karakter disekolah. Dengan budaya perilaku adopsi pondok tersebut setidaknya siswa bersikap religius dan patuh.
“Di Hari Santri ini, sikap atau budaya seorang santri yang berada di pondok pesantren etika dan karakternya bisa ditiru dan diajarkan di sekolah. Maka sekolah umum pun harus diajari seperti adab santri yang ada di pondok pesantren, religius, jujur dan berkarakter. Madi