Headline

Sebelumnya Hampir Diduga Ditunggangi Muatan Politik Proses Sudhi Wadhani Sukmawati Soekarnoputri

667
×

Sebelumnya Hampir Diduga Ditunggangi Muatan Politik Proses Sudhi Wadhani Sukmawati Soekarnoputri

Sebarkan artikel ini

Singaraja, Faktapers.id –Pemilik nama Diah Mutiara Sukmawati Soerkarnoputri yang juga Ketum PNI Marhaenisme resmi pemeluk Agama Hindhu ikuti keyakinan neneknya Ida Ayu Nyoman Rai Srimben yang lahir Kelurahan Liligundi, Singaraja, Bali tahun 1881 ibunda Bung Karno.

Anak putri Proklamator tercinta Republik Indonesia Ir Soekarno atau Bung Karno, secara sah yang sebelumnya menyatakan kesiapan untuk memeluk agama Hindhu kepada keluarga Balai Agung Buleleng. Wanita yang kini telah berumur 70 tahun tepat dihari lahirnya 26 Oktober 1951 sanggup melepas keyakinan sebelumnya beragama Muslim dan kini bebeda keyakinan dengan Megawati Soekarnoputri Ketum PDI Perjuangan.

Proses Ritual Selasa (26/10) dilaksanakan di Merajan Pasek Tatar Balai Agung (pura keluarga mendiang Ida Ayu Nyoman Rai Srimben ibunda Bung Karno), di jalan Mayor Metra dengan disaksikan PHDI Buleleng, beberapa tokoh adat ,keluarga Balai Agung dan pejabat penting lainya.

Sebelumnya putri proklamator itu dimandikan dengan air laut oleh Ida Pandita Mpu Satya Dwijananda disaksikan keluarga besar Balai Agung dipesisir Desa Adat Banyualit

Kendati diduga masuknya Sukmawati mengikuti kekeyakinan neneknya hampir digandrungi muatan politik, namun keluarga Merajan Pasek Tatar Balai Agung yang diwakili oleh Jro Mangku Gde Made Swardhana dalam keterangan perssnya di tempat prosesi ritual (upacara ) pembersihan diri Sukmawati di pesisir Desa Adat Banyualit desa Kalibukbuk Senin (25/10) sore sangat berharap kepada Sukmawati Soekarnoputri, “Jangan sampai terpengaruh oleh hal-hal yang tidak diinginkan atau kembali lagi dengan agama asal. Kami juga dari keluarga tidak akan henti membingbing beliau dengan ajaran-ajaran yang benar sesuai tata kerama pemeluk agama Hindhu dan jangan mengikuti ajaran/aliran lain yang nantinya dapat menyesatkan dan membuat konflik pada orang lain. Kalau ajaran Hindhu yang benar dilaksanakan pasti akan menemui jalan yang baik,”terang Gde Made Swardhana.

Proses Penyucian tepat dihari lahirnya (26 Oktober ke-70) yang merupakan upacara khusus di Internal keluarga berjalan lancar dengan penerapan prokes covid-19. Bahkan aparat penegak hukum baik TNI/Polri, Pol PP. Pecalang memberikan pengamanan ketat terhadap proses ritual Sudhi Wadhani tersebut baik dari masuk areal sampai ditengah berlangsungnya proses Ritual tersebut.

Menariknya dalam surat keberatan yang beredar dijejaring sosial dari Dadia Pasek Balai Agung yang ditanda tangani oleh Kelian Dadia Nyoman Suadnyana Pasek (22/10) selaku penyelenggara/pengrajeg karya sangat melarang kedatangan AWK pemilik nama Arya Wedakarna ketempat tersebut.

Tetapi disisi lain sesudah acara Sudhi Wadhani digelar datang kelompok tak dikenal berpakian adat Bali dihadang pecalang Balai Agung sehingga rombongan tersebut berada di balai dusun setempat.

Menariknya juga Sukmawati setelah selesai upacara adat Bali dan meninggalkan Balai Agung hampir juga dihadang rombongan itu namun pecalang berhasil memisahkan rombongan tak dikenal agar tidak mengganggu jalannya ritual tersebut. Des

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *