Singaraja, Faktapers.id – Rencana keberadaan Bandara Bali Utara di laut Kubutambahan malah terjadi penolakan selain sekelompok masyarakat juga seorang anggota dewan provinsi Bali petinggi PDC Partai Gerindra Buleleng Jro Nyoman Rai Yusha.
Penolakan tepat berbarengan dengan doa bersama yang di selenggarakan PT BIBU Panji Sakti dengan Kelompok Nelayan di pesisir desa setempat untuk mendukung PSN (Program Strategis Nasional) Sabtu (21/1) pagi. Penolakan yang dilakukan Jro Rai Yusha bersama beberapa kelompok KOMPADA pimpinan Ngurah Markota yang mempermasalahkan tanah Duwen Pura Kubutambahan sangat disayangkan oleh Bendesa Adat Drs Jro Pasek Warkadea.
Jro Pasek Warkadea harus angkat bicara terhadap penolakan yang dilakukan anggota DPRD Bali yang diduga ada muatan kelompok dan tidak mendukung hal tersebut. Kepada awak media Minggu (22/1) dikantor PT BIBU mengungkapkan.
“Ini kok anggota DPRD Bali ikut membuat gaduh di Desa Kubutambahan dengan memasang spanduk penolakan bandara di laut, itu sama dengan menolak tanpa ada komonikasi. Seyogyanya lebih terhormat sebagai anggota dewan yang menyerap aspirasi mestinya menanyakan ke PT BIBU bagaimana nanti membangun bandara di laut dan tidak akan direklamasi. Ini kok tanpa komonikasi menolak apa itu cermin anggota dewan yang menyerap aspirasi kurang elok sebagai dewan seperti itu, “ungkap Warkadea
Keberadaan Bandara yang dirancang di laut Desa Kubutambahan, ditolak Barisan Setia Merah Putih pimpinan anggota DPRD Bali Jro Ray Yusha dengan mengkritik “Ada apa dengan pengusaha ini? Memanfaatkan momen-momen, mengundang masyarakat dan segala macam. Kalau saya diamkan ini, wah ini sudah membunuh karakter, local genius kita ditunggangi terus ini,” kritik Rai Yusha .
Kata Warkadea, sengaja minbrung dikelompok KOMPADA mengatasnamakan Barisan Merah Putih, “Satu membuat gaduh dengan mencegal proyek pemerintah, kedua apriori. Mereka tidak tahu apa pemanfaatanya terhadap nelayan dan masyarakat Desa Kubutambahan setidaknya sebelum aksi itu tahu dulu baru menolak apalagi secara ecek-ecek memasang baliho. Mestinya anggota dewan tersebut menyerap aspirasi dan mendukung PSN yang sudah diperpres pemerintah pusat dan sudah ada kajian-kajian lain seperti kajian mentri kelautan. Kalau memang pencinta linkungan tanyakan dulu ke PT BIBU, ”ujar Warkadea
Dibuat peta komplik oleh beberapa kelompok yang seakan mau menggiring gagal adanya Bandara Bali Utara menurut Warkadea, “Semestinya Jro Rai Yusha menyuarakan di DPRD terhadap ketimpangan pembangunan Bali Utara dengan Bali Selatan dengan menyerap aspirasi dibawah. Tindakan Rai Yusha ada kepentingan sehingga ada koorporasi apalagi memasang baliho tersebut menyerat tanah adat dengan menyebut amankan tanah adat, lalu selama ini tanah Duwen Pura tidak aman….? kalau tanah itu beralih status baru tidak aman maka masyarakat adat Kubutambahan tidak memiliki tanah dari warisan leluhur. Apalagi saya menjaga asset itu agar tidak lepas dari adat walaupun itu dijaminkan SHU nya tetapi tetap milik Duwen Pura selamanya dan perlu diketahui bahkan saya menolak Bandara karena status tanah adat dirubah,”kata Jro Pasek Warkadea.
Tidak dipungkiri nantinya kalau tanah Duwen Pura digunakan beberapa sebagai pengembangan Bandara di Laut akan tetapi tidak merubah status ,“Altenatif dilaut ini justru akan memberikan sisi positif dari pemanfaatan lahan dan tidak akan semua lahan adat dipakai landasan dan jelas kami akan bicarakan juga dengan PT Pinang Propertindo.
Sebelumnya mantan pemimpin DPC Gerindra Buleleng Jro Ray Yusha dengan tegas menyatakan penolakan terhadap pembangunan Bandara di laut. Kata dia, itu merusak habitat laut, menghancurkan mata pencarian para neyalan dan merusak tempat melasti bagi umat Hindu.
“Kami sekarang tidak ada muatan-muatan politik, sekarang muatan kami adalah membela masyarakat. Kami tahu sebagai wakil rakyat, sudah jelas menyerap aspirasi masyarakat, memperjuangkan kepentingan masyarakat. Itulah yang kami namakan mengedepakan local genius, tidak menggangu kearifan local, mendukunhg penuh nangun sat kerthi loka Bali. Dengan pantainya, dengan segara kerthinya, dengan nelayannya harus tetap dilestarikan,” tandas Jro Ray Yusha.
Lanjutnya “Saya dengan tokoh masyarakat, Barisan Setia Merah Putih, menolak adanya Bandara menjorok ke laut. Pokok pembangunan Bandara di laut kita tolak,” tegas.
Diketahui juga saat Doa Bersama dilaksanakan oleh PT BIBU Panji Sakti di pesisir Kubutambahan menurut Warkadea juga dihadiri oleh dua anggota KOMPADA yakni Sujana Budi dan Jro Budiasa. ds