Nasional

Ini Efek Samping Usai Disuntik Vaksin Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax

550
×

Ini Efek Samping Usai Disuntik Vaksin Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Faktapets.id – Program vaksinasi booster sudah dimulai pada 12 Januari 2022 lalu dan terus digulirkan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada lima jenis vaksin.

Vaksin tersebut, yakni Coronavac PT Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax.

1.Sinovac
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan PT Bio Farma dari Bulk Sinovac ini akan menjadi vaksin booster.

BPOM menyebut vaksin ini ketika digunakan untuk vaksin booster dapat meningkatkan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian.

Efek samping sebagaimana penjelasan Kepala BPOM Penny K Lukito, yakni:

munculnya nyeri pada lokasi suntikan.
“Umumnya tingkat keparahannya grade satu dan dua,” kata Penny, dikutip dari Kompas.com, 10 Januari 2022.

2. Pfizer
Pfizer dapat diberikan sebagai lanjutan dosis homolog sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer Pfizer.

Vakin Pfizer (Comirnaty) dapat meningkatkan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster sebesar 3,29 kali.

Adapun efek samping dari vaksin ini, yakni:

  • nyeri di tempat suntikan
  • nyeri otot
  • demam
  • nyeri sendi.

3. AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca juga disetujui sebagai vaksin booster homolog.

Pemberian sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap AstraZeneca.

Penggunaan booster menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG setelah booster lanjutan dari 1792 menjadi 3746.

Efek samping yang ditunjukkan bersifat ringan (55 persen) dan sedang 37 persen).

Efek samping paling umum, yakni:

  • nyeri bekas suntikan
  • tak enak badan
  • merasa lelah
  • menggigil atau demam
  • sakit kepala
  • mual
  • nyeri sendi.

4. Moderna
Moderna dapat digunakan untuk booster homolog ataupun heterolog (dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, dan Jenssen).

Penggunaan dapat dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapat dosis lengkap vaksin primer.

Kenaikan respon imun antibodi netralisasi vaksin ini adalah sebesar 12,99 kali setelah booster homolog.

Sejumlah efek samping yang dilaporkan, yakni:

  • nyeri di tempat suntikan
  • demam
  • pegal
  • mual.

5. Zifivax
Zifivax ddapat dipakai sebagai booster heterolog setelah vaksin primer Sinovac atau Sinopharm.

Peningkatan titer antibodi penetral lebih dari 30 x.

Adapun efek samping yang bisa muncul, yakni:

  • nyeri pada tempat suntikan
  • sakit kepala
  • kelelahan
  • demam
  • nyeri otot
  • batuk
  • mual
  • diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *