Headline

Bangkitkan Tri Hita Karana dalam Menjaga Keharmonisan,KMHD Buleleng Sembahyang Kemas Lepas Burung

521
×

Bangkitkan Tri Hita Karana dalam Menjaga Keharmonisan,KMHD Buleleng Sembahyang Kemas Lepas Burung

Sebarkan artikel ini

Singaraja, Faltapers.id – Tepat dihari suci Tumpek Uye yang jatuh pada Sabtu 29 Januari 2022 seluruh masyarakat Hindu di Bali menggelar acara persembahyangan bersama di berbagai tempat suci.

Acara yang dikemas dengan pelepasan ratusan burung kembali ke habitanya, seperti yang dilaksanakan oleh kerama adat Desa Adat Alapsari dan Desa Dinas Jinang Dalem Buleleng dengan menggunakan beberapa sarana upacara

Makna dari Tumpek Kandang/Tumpek Uye dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan sekali, atau tepatnya pada setiap hari Saniscara Kliwon Wuku Uye. Tumpek Kandang merupakan salah satu wujud rasa kasih dan sayang serta ungkapan rasa terimakasih manusia pada binatang peliharaan atau ternak.

Kali ini penyuluh Agama Hindu Non PNS di desa binaanya Desa Adat Alapsari, Kadek Ayu Winarti, S.Sos selain mengikuti acara persembahyangan bersama juga terlibat pelepasan burung yang juga dihadiri Bendesa Adat dan prajuru, Kades Jinang Dalem. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan instruksi Bapak Gubernur Bali untuk membangkitkan “NANGUN SAT KERTHI LOKA BALI” dengan makna “Menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali beserta Isinya, untuk mewujudkan kehidupan Krama Bali yang sejahtera dalam Sakala-Niskala menuju kehidupan Krama dan jagat Bali sesuai dengan Prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari Secara Ekonomi, dan Berkepribadian alam Kebudayaan melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila 1 Juni 1945.

Selaku penyuluh agama Hindu Kadek Ayu Winarti, S.Sos yang ditugaskan KMHD Buleleng kepada awak media Fakta tujuan digelar kegiatan ini secara serentak diseluruh Jagat Bali,

“Ini adalah untuk menghormati kehidupan binatang sehingga mendapat keleluasan hidup yang baik di alam bebas serta untuk mengimplementasikan ajaran Tri Hita Karana dalam menjaga keharmonisan hidup terhadap sesama mahkluk ciptaan Tuhan dan alam lingkungan,”papar Ayu Wina. ds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *