Singaraja, Faktapers.id -Rapat Anggota Tahunan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa adat Kubutambahan Buleleng meski pandemic tetap digelar dengan penerapan.
Agenda pertanggungjawaban keuangan 2021 yang dimiliki lembaga tersebut langsung disampaikan kepada kerama adat dan tokoh masyarakat dengan dihadiri Penghulu Desa Jro Pasek Warkeda, BKS LPD Made Wirya, Koordinator LPLPD Made Indra, Camat KUbutambahan Suyasa.
Ketua LPD Kubutambahan Nyoman Budiasa, S.E usai menyampaikan laporan tersebut Kamis (3/2) pukul 11. 00 wita kepada awak media tidak memungkiri meski dilanda pandemi dan LPD lainnya banyak mengalami masalah namun LPD Kubutambahan ini masih kantongi Laba Rp 700 juta.
Lebih lanjut diterangkan bahwa kredit yang berjalan pada tahun 2020 sebanyak Rp 17 Miliryar dan ditahun 2021 sebanyak Rp 14 Milyar sehingga ada penurunan angka kredit senilai 3 Milyar sehingga secara administrasi juga menurun dalam jumlah pendapatan juga menurun,
“Untuk penurunan kridit macet kita dekati secara persuasive para nasabah,2021 adanya penurunan yang tahun 2020 uang berjalan sebanyak 17 Miliyar bahkan pendapatan juga mengalami penurunan, “kata Budiasa.
Kendati banyak LPD mengalami kolaps di Buleleng, LPD Kubutambahan yang sehat juga terpengaruh namun masalah tersebut dapat diatasi bahkan telah disiapkan dana jika nantinya terjadi ras. Disampaikan juga oleh ketua LPD desa adat Kubutambahan, klasifikasi pinjaman lancar sebanyak 65% nasabah, selebihnya kirang lancar 30 persen liquidasi 1 % dan macet kurang lebih 2%.
Laporan pertanggungjawaban pengurus LPD 2021 diterima dengan bulat oleh para kerama Adat Kubutambahan. Data asset secara keseluruahan yang dikelola LPD Desa Adat Kubutambahan adalah sebesar Rp 24.817.365.818.-, “Kita jelaskan kepada nasabah dengan jumlah liquiditas yang sudah ditetapkan aturan, masih ada dana segar yang kita tersimpan di LPD masih bisa untuk menanggulangi hal-hal yang sifat darurat masih melayani penarikan dana, “terangnya.
Sedangkan Koordinator LPLPD Kab Buleleng I Nyoman Idrayasa bahwa dari segi laba pengelolaan LPD desa adat kubutambahan sudah cukup bagus.
“Kalau dilihat dari laba Rp 700 juta dengan asset LPD sebanyak 25 Milyard jadi masih sehat dari segi keuntungan, standar Perda 2,025 dan rasio di LPD Kubutambahan 2,087% itusudah lebih dari segi aset dan laba, cukup bagus, ” jelasnya.
Kata Koordinator LPLP banyaknya LPD di Buleleng mengalami masalah, “Masih kita lakukan pembinaaan baik secara administrasi kelembagaan bersama desa adat dimasing-masing desa untuk melakukan perbaikan sehingga LPD kedepan tetap bangkit kembali. Untuk LPD macet kami sudah berikan bantuan tanpa bunga, “terangnya.
Sementara Klian Desa Adat Desa Kubutambahan Jro Pasek Ketut Warkadea mengungkapkan bahwa dalam situasi pandemi ada penurunan dan pelambatan ekonomi. Namun LPD desa adat kubutambahan mampu bertahan dan bergerak, “Kami akui situasi pandemic ini terjadi penurunan dan kelambatan ekonomi sehingga LPD kami pendapatanya berkurang. Tetapi LPD kami mampu bertahan dan menggerak kan ekonomi, dan rencana kerja tahun 2021 ini hampir 1 M pendapatanya namun tidak menmui target tetapi upaya pengurusdan kami selaku badan pengawan internal tetap bersyuhkur kepada seluruh pihak yang telah berupaya semaksimal mungkin,”ujar Warkeda.
Dalam penanganan kredit macet selaku Pengawas internal Warkadea tetap pendekatan secara kekeluargaan, “Kami tidak pungkiri situasi seperti ini disamping itu masyarakat kita juga harus berikan kebijakan untuk waktu pembayaran”jelas Warkadea.
LPD Kubutambahan juga menyerahkan laba kepada desa Adat setempat yang diterima prajuru Desa. ds