DaerahBali

Bendesa Desa Adat Kubutambahan Ajak Tokoh Masyarakat Bergandeng Tangan Bangun Buleleng

652
×

Bendesa Desa Adat Kubutambahan Ajak Tokoh Masyarakat Bergandeng Tangan Bangun Buleleng

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Faktapers.id -PT BIBU Panji Sakti inisiator pembangunan Bandara Bali Utara pertemukan tokoh masyarakat Kubutambahan.

Pertemuan Rabu, (9 Februari 2022) PT BIBU Panji Sakti memfasilitasi pertemuan antar tokoh masyarakat Adat Kubutambahan, diantaranya Bendesa Adat Jro Pasek Warkadea dengan Prof. Dr. Gede Sudjana Budi, yang merupakan mantan anggota staf Ahli Gubernur Bali dan penasehat Komite Penyelamat Aset Desa Adat (Kompada), Jro Gede Kastawan.

Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo dan sesepuh Puri Buleleng A.A Ngurah Ugrasena yang memiliki banyak kerabat di luar negeri (pengusaha) sangat mendorong supaya tidak terjadi perseteruan diantara seluruh pihak yang sudah berlangsung lama. PT BIBU melalui General Manager (GM) BIBU Panji Sakti,Bali yang merupakan sesepuh Puri Buleleng yang tak lain A.A. Ngurah Ugrasena yang mampu mempersatukan dua belah pihak.

“ Kami apresiasi kedua belah pihak, apa yang menjadi angan-angan dari PT BIBU untuk membangun Buleleng melalui kesepakatan kita semua yang tentunya perdamaian menuju kesejahteraan. Seperti yang dikatakan Sudjana Budi, bahwa tidak ada satupun masyarakat Kubutambahan menolak pembangunan Bandara dan mereka memerlukan perdamaian bahkan se- Buleleng dan se-Bali untuk mendukung PSN ini.

_”Kami PT BIBU akan mengawal penuh pembangunan ini demi kemajuan Bali dan Indonesia, marilah kita duduk bersama bilamana ada hal yang perlu di komunikasikan mari komunikasikan dan yang kurang kita benahi bersama. Dan kami minta juga kepada tokoh Bali dengan komitmen luar biasa ini untuk mensejahterakan Buleleng “ ungkap Ugrasena

PT BIBU merupakan inisiator pembangunan bandara yang rencana lokasinya di pesisir pantai Kubutambahan, merasa perlu menciptakan suasana yang kondusif, terlebih Program Bandara Bali Utara ini sudah masuk di dalam Program Strategis Nasional (PSN) sebagaimana yang termuat di dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 dan sejalan dengan Perda Prov. Bali No. 3 tahun 2020 tentang RTRW yang menetapkan Kubutambahan sebagai lokasi bandara baru yang berskala Nasional di Bali Utara.

Jro Pasek Warkadea yang belakangan ini berseteru dengan tokoh masyarakat adatnya cukup terinovasi, yang mana keseriusan dari PT BIBU merancang pembangunan Bandara tersebut segera terlaksana kendati Pemerintah Pusat secara pasti belum menurunkan Penlok memspsrksn kepada awak media,

“Dengan membangun bandara di pesisir pantai yang di rancang PT BIBU sangat bertanggung jawab Skala Niskala dan mampu menetralkan situasi yang mrncipttakan suasana damai sehingga Bandara di Laut Tuhan yang maha kuasa merestui, yang mana tanah tidak digunakan sebagai landasan pacu. Kami tidak ada persoalan, mungkin terjadi kesalah pahaman sehingga terjadi konflik, disamping itu tidak ada komunikasi, makanya Kubutambahan ini harus damai untuk mendukung PSN,” papar Warkadea

Sementara Prof Dr Gede Sudjana Budi dengan legowo dan tidak mempermasalahkan kembali perseteruan itu sembari berjabat tangan dengan Warkadea dan Jro Gede Kastawan,

”Kami bersatu menyambut Investor yang diprakarsai PT BIBU dalam rangka menghadirkan bandara dilaut. Dan kami berkeyakinan pilihan bandara dilaut telah sesuai dengan Tri Sakti Bung Karno yang dibangun dari bibir pantai dengan kedalaman 30 meter dan tidak bersentuhan dengan pura, dan nelayan juga tidak digusur oleh pembangunan ini. Dan bisingnya suara Bandara tidak mengganggu habitat laut dan jika di Barat maka banyak penghuni hutan satwa akan terganggu dan mati. Kami himbau para ahli ekonomi mari berdebat dengan saya bahwa Perpres 109 Tahun 2020 yang sejalan dengan Perda Prov. Bali No. 3 tahun 2020 tentang RTRW untuk membangun pertumbuhan ekonomi Buleleng, Bali” terangnya .

Lanjut Sudjana Budi mengutarakan fengan dibangunnya Bandara Bali Utara akan terbuka ratusan ribu lapangan kerja sejak nantinya ada pembangunan sampai saat bandara beroperasi. “Dan hal itu secara ekonomis tentu meningkatkan kesejahteraan masyarakat kami di Kubutambahan dan Bali pada umumnya. Dan secara teoritis tidak pernah akan ada kesejahteraan tanpa kedamaian”, ujar Sudjana Budi. ds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *