Singaraja, Faktapers.id – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melalui Direktorat Jendral (Dirjen) Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) bersama rombongan datangi Den Bukit.
Kedatangan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Dr. Ir. Bambang Supriyanto, M.Sc., Senin (21/3) di Desa Baktiseraga,Buleleng disambut Kades Armada bersama 8 Kepala Desa dalam mengembangkan kawasan hutan diwilayah Kecamatan Sukasada dan Bumdes yang dalam hal ini diberikan kebijakan untuk mengelola air bersih dari kawasan hutan.
Memberikan dukungan penuh terkait dengan pengembangan Kawasan Den Bukit yang dilakukan delapan Desa di Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Sukasada.
Dukungan tersebut terungkap saat Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Dr. Ir. Bambang Supriyanto, M.Sc., Senin (21/3) menyambangi Baktiseraga dan melakukan diskusi bersama sejumlah Perbekel (Kepala Desa) 8 Kawasan Den Bukit, LPHD dan Bumdes yang dipusatkan di Kantor Kepala Desa Baktiseraga.
Mendapat kesempatan yang baik tersebut, para Perbekel, termasuk komponen desa seperti Bumdes memaparkan sejumlah potensi dan rencana pengembangan bersma termasuk upaya untuk dapat mengembangan hutan desa.
Dirjen PSKL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bambang Supriyanto usai pertemuan itu memberikan apresiasi positif atas sejumlah rancangan pengembangan yang dilakukan 8 desa Kawasan Den Bukit sehigga secara penuh akan memberikan dukungan untuk sejumlah pengembangan perhutanan sosial.
“Perhutanan Sosial bisa mensejahterakan tetapi dengan tata cara yang alammnya tidak rusak, sosialnya tidak gaduh atau rukun, oleh karena itu pendekatannya ada pendampingan bisa dari Dinas KPH dan juga Pemerintah Daerah melalui desa, kan bentuknya hutan desa itu, selanjutnya disepakati ruang-ruang mana yang menjadi ruang perlindungannya kemudian areal pemanfaatannya itu dengan cluster komoditi,” ujar Bambang Supriyanto.
Disisi lain juga diingatkan dengan konsep yang akan dilakukan agar mampu memberikan kesejahteraan masyarakat, apalagi dengan konsep yang telah dilakukan 8 Desa di Kawasan Den Bukit yang sangat sejalan dengan konsep pengembangan sehingga Buleleng menjadi contoh pelaksanaan program Integrated Social Forestry Development.
“Jadi dengan demikian harapannya Buleleng itu menjadi sebuah percontohan nasional, namanya Integrated Social Forestry Development, Pengembangan Perhutanan Sosial Terintegrasi contoh di nasiona, yang intinya adalah delapan desa menjadi satu, kemudian cluster komoditinya hanya dua atau tiga yang punya skala ekonomi dan nilai tambah sehingga manfaat ke masyarakatnya itu besar,” papar Dirjen PSKL.
Hal senada diungkapkan Perbekel Desa Baktseraga, Gusti Putu Armada yang meyakini pola yang dilakukan menjadi satu-satunya saat ini dilakukan di Indonesia dengan mensinergikan sejumlah desa untuk pengembangan satu kawasan.
“Ini merupakan satu kehormatan bagi kita, dari dulu kita terus berproses dan konsep ini seperti yang disampaikan tadi, satu-satunya barangkali yang berpola seperti ini dan membutuhkan daya dukung dan dari pihak yang ada sudah nyambung semua,” papar Armada.
Perbekel Baktiseraga Gusti Armada mengatakan, dengan potensi yang dimiliki masing-masing desa di Kawasan Den Bukit itu, tentunya berbagai pengembangan mampu dilakukan sehingga menjadi peluang, “Sebuah peluang, karena kita memiliki potensi, jadi hutannya luas kemudian potensi pariwisata juga bagus, potensi konflik juga ada, jadi dengan itu kita bisa minimalir konflik memaksimalkan potensi pariwisata, baik apapun, mau jasa lingkungan, mau hasil hutan bukan kayu, apapun bisa kita lakukan, nah ini kita rancang bareng,” tegasnya.
Dengan program Integrated Social Forestry Development atau Pengembangan Perhutanan Sosial Terintegrasi yang akan diterapkan pada pengembangan 8 Desa Kawasan Den Bukit tentunya akan memberikan nilai positif untuk mengali masing-masing potensi yang dimiliki untuk dikembangkan secara optimal didalam upaya mensejahterakan masyarakat.
Terhadap maraknya pembalakan liar di kawasan hutan Buleleng seperti di Hutan desa Sambangan dan pelaku berhasil ditangkap namun hanya diberikan tahanan luar, menariknya yang terlibat merupakan ketua LPHD (Lembaga Pengelola Hutan Desa) bernama Wayan Dapet.
Bambang Supriyanto, seidikit kaget ditanya soal keterlibatan ketua LPHD dalam Illegal Loging tersebut pada Jumat( 21/1) pukul 18.30 wita saat membawa hasil curian kayu jenis Sonokling dan ditangkap oleh Babinsa Panji/Sambangan, “Kemarin info saya dapat katanya sudah ditangkap sama Babinsa dan kepolisian,kalau hutan ditebang airnya habis sengsara masyarakatnya. Saya tidak tahu ada orang kehutanan ikut terlibat, nanti saya pelajari,”kata Bambang.ds