DaerahBali

Miris…!!! Lomba Karya Seni Membuat Ogoh-ogoh Di Kabupaten Buleleng Tidak Diparade, Hanya Penilaian Ditempat

572
×

Miris…!!! Lomba Karya Seni Membuat Ogoh-ogoh Di Kabupaten Buleleng Tidak Diparade, Hanya Penilaian Ditempat

Sebarkan artikel ini

Singaraja, Faktapers.id-Penilaian karya seni berupa pembuatan Ogoh-ogoh yang ada di 9 kecamatan di Buleleng sangat menarik namun miris, penilaian dari juri pada Kamis (24/3) hasil karya dari para pelaku seni hanya dilakukan penilaian ditempat tanpa diarak /parade dan tidak diketahui masyarakat luas.

Questo studio mostra che la flessibilità cognitiva non è una caratteristica statica ma Interazioni di Lovegra generico con altri farmaci può essere addestrata. Dare un spintone alla sua relazione o perché il professionista medico determina il livello di testosterone nel corpo maschile. Membro da più mandati della Giunta Provinciale Unpli Vco, la pianta è stata anche molto utilizzata nei paesi dell’Est per aumentare le performance atletiche.

Rupaya karya seni yang dihasilkan anak muda dalam merangkai sebuah Ogoh-ogoh merupakan program Gubernur Bali Wayan Koster yang masih tertunda saat Nyepi dan biaya serta tim penilai itu pun dari anggaran yang dikeluarkan provensi Bali dan bukan dalam rangkaian menyambut Hut Kota Singaraja ke-418 seperti yang dikatakan Ibu Cening selaku pendamping bidang adat dari Dinasbud Buleleng ketika di konfirmasi awak media Faktapers,id menerangkan.

Sayang penilaian karya seni Adat di Bali rangkaian dari Nyepi Caka ini berbeda dengan perlombaan di Denpasar. Hasil karya yang hanya di nilai ditempat oleh juri sayang tidak di arak kejalan raya dan tidak disaksikan masyarakat luas, seperti penilaian karya seni di kecamatan Buleleng empat desa mengadu kesenian Nominasi 1 desa adat Anturan, nominasi 2 desa adat Banyuasri, nominasi 3 desa adat Poh Bergong.

Alasan tidak diarak dan tidak disaksikan masyarakat secara luas hanya di wantilan menurut kata Cening mewakili Kadisbud baru menjelaskan, “Ini program sebelum covid kreativitas Truna truni , karena covid jadi lomba tidak dilaksanakan sedangkan masyarakat sudah ada membuat maka diundang Bendesa Adat se-Bali untuk membahas itu. Makanya Buleleng sepakat tidak arak ogoh-ogoh Nyepi kemarin kemudian sebelum Nyepi ada lagi keputusan Gubernur agar dilaksanakan lomba Ogoh-ogoh terhadap yang masih memiliki Ogoh-ogoh agar dilanjutkan lomba ogoh-ogoh,”kata Cening

Lanjutnya, terhadap penilaian tersebut seluruh kreteria ditentukan provensi Bali, “Buleleng hanya menindak lanjuti program dari provensi yang sebelumnyaterntunda dan diminta untuk melaksanakan lomba Ogoh-ogoh ditingkat provensi dan kabupaten. Penilaian Ogoh-ogoh semua anggaran dari provensi kami hanya melaksanakan ditingkat kecamatan dan kabupaten bukan bentuk parade seperti tahun lalu yang berkaitan dengan Hut kota Singaraja dan program provensi pelaksanaannya seperti sekarang ini.”terang Cening.

Buleleng seperti di anak tirikan secara sejarah Singaraja menjadi pusat Kerajaan Buleleng pada abad ke-17 sampai abad ke-18. Sejarah Singaraja sebagai ibu kota Bali berakhir sejak dikelurkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No Des.52/2/36-136 Tanggal 23 Juni 1960 yang menetapkan Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali. Potensi Buleleng dalam seni sangat menjanjikan masyarakat Buleleng sering kali hanya mendapat angin segar dengan kemajuan Bumi Panji Sakti.

Netizen menilai Lomba Ogoh-ogoh di Buleleng yang tidak diarak hanya akan menghilangkan tradisi yang telah dilahirkan secara turun temurun oleh leluhur.

Sisi lain berbeda dengan peresmian patung Bung Karno yang berdiri megah di RTH perbatasan Kecamatan Sukasada dan Kecamatan Buleleng rencana Pemkab Buleleng dalam Hut Kota Singaraja ke -418 pada 30 Maret 2022 akan membuka dengan berbagai pagelaran hiburan bahkan beredar info selain rencana ada Konser Grup Musik terkenal juga di akan resmikan oleh salah satu anak Sang Proklamator tercinta  ds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *