Makassar, faktapers.id – PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM), salah satu Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, melaksanakan rencana kerja sama di bidang pembangunan atau pembuatan crane di dalam negeri melalui penandatanganan Memorandum of Understanding atau MoU antara SPJM dengan Crane Maker (Principal) dari China dan beberapa fabrikator serta pabrik baja dari Indonesia.
Sinergi yang dibangun merupakan upaya Perseroan dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk penggunaan produk dalam negeri sehingga meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) melalui pembangunan atau pembuatan crane, serta untuk mendayagunakan industri fabrikasi lokal dalam rangka pemulihan ekonomi akibat adanya pandemi Covid-19.
Pembangunan atau pembuatan crane ini untuk tahap awal diharapkan mampu memenuhi kebutuhan crane di pelabuhan-pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo Group dan dalam jangka panjang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.
Kerja sama tersebut ditandatangani Direktur Utama Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) Prasetyadi bersama yang mewakili President Director Dinson Industries Corporation Feng Tao, Direktur Pengembangan Usaha PT Krakatau Steel (Persero), Tbk. Purwono Widodo, Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Bobby Sumardiat
Atmosudirjo, Direktur Utama PT Bukaka Teknik Utama Tbk. Irsal Kamarudin, Direktur PT Bakrie Metal Industries NRS. Sitimila Garmilah, Direktur Utama PT Gunanusa Utama Fabricators Eddy Riyanto, dan Direktur Utama PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi Dwi Johardian, di Jakarta, Senin (28/3/2022).
Direktur Utama Subholding Pelindo Jasa Maritim Prasetyadi mengatakan, pembangunan crane di dalam negeri merupakan salah satu inisiatif strategis pada pilar expansion & partnership l, yaitu kerja sama dengan pelaku industri dan mitra strategis untuk mengembangkan kerja sama dalam bidang fabrikasi crane. Inisiatif ini bertujuan untuk mengubah kedudukan Indonesia dari target pasar menjadi pemain pasar.
“Inisiatif pembangunan crane dalam negeri ini dengan melihat pasar potensial yang cukup besar di lingkungan Pelindo Group, serta pasar potensial di luar Pelindo Group atau Badan Usaha Pelabuhan (BUP) swasta,” terangnya.
Dia menuturkan bahwa pembangunan atau pembuatan crane secara lokal, diharapkan pada tahap awal bisa menggunakan komponen lokal sebesar minimal 20% dan secara bertahap akan ditingkatkan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan industri lokal sehingga Indonesia akan menuju kemandirian nasional dalam penyediaan peralatan bongkar muat atau crane.
“Selain itu, hal ini juga mengurangi ketergantungan produk impor dan adanya transfer of knowledge dari Crane Maker ke Pelindo dan para industri fabrikasi lokal. SPJM mengedepankan pemberdayaan industri nasional yakni fabrikator dan produsen baja lokal, sebagai bentuk sinergi antar BUMN maupun anak perusahaannya, dan Swasta Nasional. Dengan demikian, hal ini dapat meningkatkan posisi atau brand image Pelindo Jasa Maritim khususnya sebagai salah satu penyedia crane dan meningkatkan kapabilitas Research and Development (R&D) dalam pembangunan crane,”papar Dirut SPJM. Han