DaerahJawa

Belum Usai Wabah PMK, Kini Hama Uret Hantui Petani di Lereng Merapi

456
×

Belum Usai Wabah PMK, Kini Hama Uret Hantui Petani di Lereng Merapi

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – Petani di Desa Blimbing, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten mengeluhkan hama uret yang menyerang berbagai komoditas pertanian warga. Ancaman hama ini sudah menyerang lahan padi, kacang tanah, hingga singkong dan pepaya.

Semua yang ditanam masyarakat tidak luput dari serangan hama yang menjengkelkan itu. Gejala serangan hama uret, pada awalnya mengakibatkan daun layu dan menguning kekurangan air. Pada serangan lanjut tanaman akan mati dan mudah roboh atau sangat mudah dicabut.

Serangan pada tanaman muda dapat menyebabkan kematian tanaman, sehingga perlu tanam ulang. Sedangkan serangan pada tanaman dewasa mengakibatkan terjadinya penurunan hasil atau bahkan gagal panen.

Uret yang baru menetas akan memakan bahan organik yang berada dalam tanah, selanjutnya dengan bertambahnya umur, uret berpindah menuju daerah perakaran dan makan akar-akar dari tanaman petani.

Kepala Desa Blimbing, Sukarja mengatakan, serangan uret sudah sejak awal tahun 2022 lalu dan masih belum menemui solusi hingga kini. Sebagian besar lahan pertanian milik perangkat desa pun juga terkena dampaknya.

Untuk lahan 10-15 hektar milik petani diwilayah Desa Blimbing dari semua jenis tanaman yang ditanak petani mengalami gagal panen karena serangan uret dengan kerugian mencapai jutaan rupiah. “Hampir semua lahan terkena uret, susah sekali mengatasinya,” keluh Sukarja, Rabu (22/6/2022).

Ia menjelaskan, berbagai usaha sudah dilakukan seperti pemberian pestisida sistemik maupun yang lainnya, namun usahanya tak kunjung mendapat hasil baik. Pihaknya juga telah melaporkan ke Dinas Pertanian Klaten, tetapi hingga saat ini belum ada tanggapan.

“Pemerintah desa telah berupaya untuk mengurangi dan membasmi hama uret dengan cara menyediakan tanaman orok-orok bila ditanam disamping tanaman utamanya akan menimbulkan bau pahit sehingga serangan uret mereda. Namun demikian, usaha tersebut belum berhasil maksimal,” ucap dia.

Dirinya berharap pemerintah serius dalam menangani serangan hama uret ini supaya tidak meluas. Terutama dalam mengalokasikan anggaran untuk penanganan di Klaten khususnya di wilayah Kecamatan Karangnongko dan sekitarnya.

“Petani sekarang sangat susah dan serba salah. Ibarat sudah jatuh ketimpa tangga, belum rampung ternak mereka mati terserang PMK, kini harus menanggung gagal panen diserang uret,” tandasnya. Madi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *