Nasional

Kemenkes: Waspadai DKI Jakarta Jadi Provinsi Pertama Fase Puncak Omicron BA.4 dan BA.5

482
×

Kemenkes: Waspadai DKI Jakarta Jadi Provinsi Pertama Fase Puncak Omicron BA.4 dan BA.5

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Faktapers – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi DKI Jakarta menjadi provinsi Indonesia pertama yang memasuki fase puncak Omicron baru BA.4 dan BA.5.

Kedua subvarian tersebut kini diyakini sudah mendominasi 80 persen dari total kasus Covid-19 yang dilaporkan.

“Jakarta sekarang 85 persen genome-nya Omicron, sebentar lagi puncak,” kata Budi saat berbincang dengan wartawan di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (29/6/2022).

Lebih dari tiga pekan terakhir, kasus Covid-19 DKI Jakarta kembali meningkat, menjadi provinsi terbanyak penyumbang kasus di Indonesia. Kabar baiknya, meskipun kasus harian tercatat tinggi, angka kematian tetap rendah yakni di bawah lima kasus.

Berikut laporannya sepekan terakhir, berdasarkan data Satgas Covid-19:

Jumat (1/7/2022): bertambah 1.100 kasus dengan nihil kematian
Kamis (30/6/2022): bertambah 1.255 kasus dengan 2 kematian
Rabu (29/6/2022): bertambah 1.134 kasus dengan nihil kematian
Selasa (28/6/2022): bertambah 1.250 kasus dengan satu kematian
Senin (27/6/2022): bertambah 838 kasus dengan nihil kematian
Minggu (26/6/2022): bertambah 1.055 kasus dengan nihil kematian
Sabtu (25/6/2022): bertambah 1.045 kasus dengan nihil kematian
Jumat (24/6/2022): bertambah 1.266 kasus dengan dua kematian

Menurut ahli epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia, kenaikan kasus COVID-19 di masa puncak Omicron baru BA.4 dan BA.5 bakal berlangsung lebih lama. Hal ini dikarenakan infeksi lebih dulu menyebar di kalangan yang memiliki imunitas, sehingga kemungkinan gejala COVID-19 tidak muncul atau terbilang ringan.

“Kenaikan COVID-19 ini jelas akan berlangsung ya setidaknya satu dua bulan lah ya, tapi ini berbeda dengan waktu Delta ya, hanya pada kelompok-kelompok yang rawan populasi berisiko tinggi seperti lansia, komorbid, ataupun yang cakupan vaksinasi masih minim itu yang paling berbahaya,” ungkap Dicky kepada detikcom, beberapa waktu lalu.

“Dan ini setidaknya kita akan menghadapi masa rawan ya Agustus lah paling tidak, ini berbalik juga pada bagaimana kita memitigasinya,” pungkas Dicky.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *