DaerahBali

Pihak Hotel The Lovina Buleleng Bantah Larang Aktivitas Masyarakat Di Pantai

569
×

Pihak Hotel The Lovina Buleleng Bantah Larang Aktivitas Masyarakat Di Pantai

Sebarkan artikel ini

Singaraja, Faktapers.id-Sempat dikeluhkan anggota pemandu wisata Tirta Bahari Banjar Dinas Banyualit Desa Kalibukbuk/Buleleng, adanya pihak hotel diduga melarang aktivitas anak pantai seperti sandarkan boat dipesisir pantai depan Hotel The Lovina Jumat (5/8) pukul 11. 20 wita

Akhirnya para pihak duduk bersama Selasa (9/8) pukul 10.00 wita dengan menghadirkan pihak PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa, Pemdes Kalibukbuk (Kadus Banyualit-Kadus Kalibukbuk, Kades), Polisi Pariwisata, GM Hotel The Lovina Made Dwik Darma Wijaya di hotelnya sendiri bersama Owner Hotel The lovina Mr Robert Stool ,Bhabinsa, Babinsa Kalibukbuk

Sayang duduk bersama para pihak, dari pemandu wisata Tirta Bahari tidak hadir dalam dengar pendapat itu namun di wakili oleh Kadus Banyualit Ketut Suwitna.

PHRI Buleleng yang diketuai oleh Dewa Ketut Suardipa hadir bersama anggota disela sela itu mengatakan, Dewa Suardika, selaku PHRI Buleleng yang menjembatani permasalahan itu mengatakan, “Mungkin hanya segelintir orang yang mestinya harus hadir disini duduk bersama mengambil solusi. Bahwa permasalahan ini semoga kedepannya pariwisata Lovina lebih baik. Kami dari PHRI kemarin mau selesaikan hari itu. Dan pihak hotel sudah memberikan kerjasama seperti yang disampaikan GM tadi. Dan kades memanggil warganya untuk menyampaikan permintaan maaf atau apa sehingga tidak kembali membuat pariwisata Lovina yang sedang bangkit harus puruk lagi,”jelas Dewa Suardipa

Lanjut dijelaskan PHRI,” Intinya dibutuhkan pengertian..duduk bersama…sehingga tidak ada kasus yg serupa lagi…kalau warga ada keberatan tolong disampaikan sama pejabat dan desa..Kadus..atau ke Kades, jangan main medsos atau melakukan tindakan sendiri dan diperlu koordinasi yangg baik,”jelas Dewa Ketur Suardipa.

GM Hotel The Lovina Dwik Darma Wijaya,GM Hotel The Lovina, Made Dwik Darma Wijaya mewakili Owder Mr Robert Stool, kendati kecewa atas ulah oknum yang diduga pihak hotel melarang aktifitas masyarakat dipantai depan Hotelnya namun menanggapi dengan senyum manis,”Jadi kami menegaskan bahwa The Lovina tidak pernah berniat atau melakukan penguasaan pantai. Pantai milik umum (Publik Beach) dan tidak pernah melarang orang menggunakan. Kita protec auges, jadi wisatawan yang datang kesini baik boking dengan ejent menikmati suasana Lovina. Karena wisatawan itu sering diganggu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kami sering mendapat keluhan dari wisatawan saat diner, berjemur mereka diganggu. Mereka boking Dolpin di hotel setelah itu dipantai mereka bilang boking lewatnya harga lebih murah dan itu selalu dilakukan. Jadi pertegas kami tidak pernah melarang mereka menjual jasa Dolpin asalkan tidak mengganggu wisatawan kami yang menikmati suasana,”bantah GM The Lovina.

Lanjut GM Made Dwik Darma Wijaya, “Ada salah satu oknum orang yang tidak kami sebutkan namanya. Dan kami dari pihak hotel untuk wisata Dolpin akan kami berika kepada pemandu namun harus dibuatkan MOU dan kami hanya minta persentasi saja,”jelas Dwik Darma Wijaya.

Bahkan jogging trek kita buatkan dengan biaya sendiri untuk fasilitas publik. Aturannya tidak boleh menggangu tamu dipantai kita, jadi kita mau membantu masyarakat disini bukan caranya tamu kita di intervensi dan kami merasa dirugikan. Poinya pantai milik umum, The Lovina tidak berniat menguasai pantai dan kita mensuport lokal komoniti, dan ada fasilitas yang kami sediakan dipantai seperti ceno serta mandi dipantai lalu tiba-tiba ada boat menabrak siapa tanggung jawab,astungkara tidak terjadi kedepanya makanya kita atur agak ketengah warga sandarkan boatnya untuk keselamatan bersama,”katanya.

Terhadap wisatawan yang akan Dolpin ketengah laut, GM The Lovina berencana akan menyerahkan sepenuhnya kepada organisasi Tirta Bahari namun pihak organisasi harus membentuk kios dalam penjualan jasa transpotasi wisata laut, “silahkan ataur disana dan kita akan arahkan tamu kita kesana dan kami tidak akan menjual paket dolpin, untuk asuransi kita pihak hotel yang menanggung,”usulnya yang akan disampaikan oleh pihak desa ke organisasi

Pemdes Kalibukbuk, dalam hal ini Kades Kalibukbuk, Ketut Suka selaku pemegang wilayah didampingi Kadus Banyualit dan Kalibukbuk harus anggat bicara terhadap permasalahan antara pihak Hotel The Lovina dan anggota pemandu wisata Tirta Bahari sedikit mengesalkan, pasalanya 80 persen warganya hidup di pariwisata,”Upaya kami dibawah sering menyampaikan kepada warga kalaupun ada oknum seperti itu tidak mencanangkan suatu organisasi. Saya tidak mengurus masyarakat 1 orang banyak warga saya hurus sehingga pola pikir tidak sama. Oleh karena itu harapan saya dengan pihak hotel menjadi perhatian kami yang memiliki satu kesatuan menemukan kebijakan. Masyarakat mungkin salah tanggap karena 2 tahun ini sengsara akibat pendapatan berkurang akhirnya mengabaikan hal hal lain, saya berharap kepada GM manakala ada wisatawan berenang di pantai mohon disampaikan juga dan warga beraktifitas. Kami dari desa mengutamakan kenyamanan pengguna pantai, “papas Suka

Sebelumnya Kekesalan akibat sering dilarang oleh sang Oner bernama Robbert WNA asal Australia diungkap oleh Kadek Roy (Keped), dan De Su(Cupek) selain di sosial media juga kepada awak media cetak dan online Jumat (5/8) pukul 11. 20 wita dipantai Banyualit

“saya bilang kepada oner, ini pekerjaan saya dan tidak mencari wisatawan kehotelnya. Dulu tidak seperti ini di pantai ini. Ceritanya begini, kemarin kan saya duduk di depan hotel belum ada ngomong dengan wisatawan, datang pemilik hotel dengan mengatakan you don’t castemer sell fo Dolpin(Anda tidak kastamer menjual Dolpin), kejawab (is my job). Kalau saya tidak mencari wisatawan Dolpin apa saya makan,”katanya.

Kadus Banyualit Suwitna, mewakili anggota Tirta Bahari akan segera menyampaikan hasil pertemuannya dengan pihak hotel The Lovina ke organisasi Tirta Bahari. ds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *