DaerahJawa

Kualitas Buruk, Beras Bansos di Trucuk Bau Apek dan Warna Coklat

×

Kualitas Buruk, Beras Bansos di Trucuk Bau Apek dan Warna Coklat

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id– Sejumlah warga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) mengeluhkan kualitas beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tahun 2022 yang dibagikan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Klaten di Dusun Gedongan, Desa Wonosari, Kecamatan Trucuk, Klaten, Sabtu, 27 Agustus 2022.

Warga penerima BPNT, Tentrem (55) tahun ini mengaku telah menerima 15 kilogam beras untuk satu keluarganya. Ia mengatakan sudah beberapa kali menerima beras BPNT tahun ini namun kualitas beras yang diterima kali ini kwalitasnya buruk dibanding yang diterima pertama sebelumnya.

“Yang sekarang warnanya kuning, ada coklat-coklatnya, aromanya agak penguk (apek) gitu. Kalau bulan-bulan kemarin dapat 15 kilogram juga tapi berasnya bersih, bagus, putih, dimasak juga enak dan punel,” katanya.

Menurutnya, sejak tahun 2019 hingga tahun 2022 ini dirinya sudah sering menerima bantuan beras. Namun penyaluran dari e-warung Barokah itu baru kali ini kualitas berasnya menurun dan tak layak untuk dikonsumsi.

Ia juga mengatakan pada pembagian beras BPNT bulan Agustus ini, ada beberapa tetangganya juga menerima beras berkualitas buruk. Namun warga tidak berani bersuara atau melaporkannya ke pihak terkait.

“Sebenarnya di pembagian bulan kemarin ada yang dapat bagus, ada yang kurang bagus. Malah ada yang masih kecampuran (kulit) padi dan menir, cuman banyak yang enggak mau ngomong. Bulan ini gak makin bagus malahan kwalitasnya makin parah,” ujarnya.

Menurutnya, harga beras yang diterimanya saat ini jika di pasar seharga Rp8.500 per kilogram. Ia berharap pemerintah bisa mempertahankan kualitas beras BPNT yang baik dan layak konsumsi.

“Kita orang kecil dan kalo dibantu mintanya yang agak bagus lah, ya kayak sebelumnya. Kita coba masak yang beras yang baru ini berasnya gak enak dimakan, anak-anak gak mau makan, bilangnya rasane lain gitu,” katanya.

Hal yang sama juga dikeluhkan oleh Semiyati, 60 tahun. Nenek yang tidak jauh rumahnya dari Tentrem itu mengatakan kualitas beras BPNT yang diterimanya saat ini lebih buruk dibanding sebelumnya.

Selain warnanya kusam, juga ada banyak butiran-butiran menir tercampur dalam beras. Sehingga sebelum dimasak harus dipilah-pilah. Selain beras sebanyak 15 kilogram, ia juga mendapat bantuan berupa 5 biji telur, 10 biji buah jeruk dan setengah kilogram kacang tanah kering.

Meski beras yang diterima berkualitas buruk, Semiyati terpaksa tetap menerima dan akan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari. “Saya berharap kepada pemerintah, semoga bantuan untuk bulan depan berasnya bagus dan layak dikonsumsi, enak seperti beras yang disalurkan sebelumnya,” katanya. Madi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *