Singaraja, Faktapers.id – Cukup megah bangunan pasar Banyuasri,Buleleng yang berada di jantung kota Singaraja tetapi cukup disayangkan peminat masyarakat untuk berkunjung masih minim.
Terbukti sejak dibuka 18 Maret 2021 hingga saat ini pasar tersebut yang menalan anggaran senilai Rp 159.5 Miliar menjadi PR bagi Pemkab Buleleng.
Ironisnya, pasar yang digadang-gadang oleh Bupati Agus Suradnyana akan menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) baru di wilayah kota Singaraja beberapa peralatan penunjang malfungsi seperti escalator tak berfungsi alias mati sejak dua bulan lalu akibat rusakan sistem namun 2 bulan kedepan masih tanggungan proyek.
Untuk menarik minat pengunjung, Pemkab Buleleng dibawah kendali Pj Ketut Lihadnyana melirik pasar tersebut berencana menjadikan sebagian gedung kosong untuk mall pelayanan public (MPP).
Rencana ini akan diintegrasikan dengan adanya UMKM-UMKM di sekitarnya guna mengubah sebagian fungsi pasar menjadi mall pelayanan publik seperti yang disampaikan Selasa (4/10/2022).
Menurutnya, pemikiran untuk memanfaatkan beberapa gedung kosong untuk MPP berangkat dari masih sepinya Pasar Banyuasri.
“Pemikirannya seperti itu. Untuk mengundang masyarakat lebih banyak lagi datang ke Pasar Banyuasri, Kita juga akan berkomunikasi dengan pengelola pasar untuk hal ini,” kata Lihadnyana.
Sejak awal Pemkab Buleleng berencana membangun gedung untuk digunakan sebagai MPP. Setelah melihat ruang-ruang gedung di Pasar Banyuasri banyak yang mubazir akan lebih bermanfaat digunakan untuk MPP.
Lihadnyana menyebut dengan adanya pelayanan satu pintu akan menarik masyarakat untuk datang. Di sekeliling MPP juga akan ada tempat untuk pemasaran produk-produk UMKM.
“Antara MPP dan produk-produk UMKM komplit menjadi satu kesatuan. Dan di bawahnya ada pasar tradisional. Pasti bermanfaat,” ucap Lihadnyana optimis.
Menurutnya, MPP menjadi tempat terpusat untuk pelayanan publik. Tidak lagi terpencar dan cukup di satu tempat.Dengan lokasi MPP terintegrasi dengan pasar yang menjual produk-produk UMKM, pengunjung akan secara langsung melihat-lihat lokasi sekitarnya.
“Akan tetapi, produk-produk UMKM belum terwadahi dengan baik,” paparnya.
Kendati kondisinya masih sepi, bak perencanan yang gagal,akan tetapi Lihadnyana akan terlebih dahulu mengecek status dari lapak-lapak pedagang sebelumnya. Ada hak sewa dan juga perjanjian di dalamnya.
“Tentunya ini perlu pembahasan lebih lanjut dan sesegera mungkin akan ada pembahasan dan seluruh pihak duduk bersama untuk membahas pemanfaatan Pasar Banyuasri sebagai MPP. Termasuk instansi yang akan memberikan pelayanan publik.Saya inginnya lebih cepat lebih baik,” terang Lihadnyana.
Diketahui anggaran yang diperoleh selama ini baik dari pengelolaan parkir maupun PH (Pungutan Harian) lainya didapat kisaran 7 juta lebih perhari, namun dibalik itu oprasinal pasar Banyuasri melebihi pengahasilan yang diperoleh. (ds)