Singaraja, Faktapers.id – Dalam mengendalikan laju inflasi di Buleleng kerja keras harus dibutuhkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Buleleng
Dalam catatan hingga pekan ini angka deflasi di Buleleng berada pada posisi 0,39 persen.Keberhasilan itu tak lepas dari sinergitas antar lembaga termasuk didalamnya Perumda Swatantra.
Perusahaan plat merah milik Pemkab Buleleng ini ditunjuk mengendalikan harga komoditas tertentu termasuk memastikan ketersediaan stok untuk menghindari kelangkaan barang.
Dirut Perumda Swatantara I Gede Bobi Suryanto, SE Kamis (27/10) mengatakan sebelum dilakukan intervensi untuk membendung laju inflasi sejumlah komoditas tercatat menjadi penyumbang inflasi.
Diantaranya pasir sebesar 0,08 persen,BBM sebesar 0,07 persen,tahu mentah sebesar 0,04 persen,bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen dan tempe 003 persen.
“Kita memang sebisanya melakukan upaya untuk menekan laju inflasi termasuk diantaranya menyediakan stok komoditas yang cukup untuk beberapa pekan,”kata Bobi
Bobi lebih jauh menyebut beberapa komoditas yang membuat inflasi bisa ditekan diantaranya cabai rawit – 0,23 persen,cabai merah sebesar – 0,19 persen,telur ayam ras sebesar – 0,09 persen,daging ayam ras sebesar – 0,05 persen dan ikan tongkol sebesar – 0,04 persen.
“Sebanyak 5 komoditas seperti cabai merah,cabai rawit,telur ayam ras,daging ayam ras dan ikan tongkol menjadi panyumbang deflasi tertahan diangka 0,39 persen,”kata Bobi
Menurutnya pekan ini ada beberapa jenis komoditas yang terpantau harganya stabil,yakni beras medium berada di kisaran Rp 10 000,-/kg hingga Rp 10.200,-/kg,jenis C4 Super Rp 11.000,-/kg.Bawang merah Rp 23.000,-/kg.Sedangkan bawang merah besar Rp 25.000,-/kg,begitu juga bawang putih harga dipasar sebesar Rp 20.000,-/kg.Sedangkan telur ayam besar Rp 45.000,-/krat.Telur ayam sedang Rp 43.000,-/krat dan telur kecil Rp 40.000,-/krat.
“Untuk sementara stok hingga bulan November 2022 masih mencukupi dan itu untuk tetap menjaga stabilitas harga selama bulan Oktober ini,”papanya
Soal kemungkinan inflasi menjadi fluktuatif,Bobi mengatatakan beberapa faktor bisa mempengaruhi diantaranya ketersediaan stok,distribusi,faktor alam dan kebijakan pemerintah.
“Melihat kondisi cuaca belakangan kurang membaik kita sudah mengantisipasi dengan menjaga ketersediaan stok utamanya beras seperti yang diminta oleh Pemerintah Kabupatan (Pemkab) Buleleng.Keberhasilan kita menekan angka inflasi juga tak lepas dari perintah Ketua Tim PID dibwah kendali Sekda Gede Suyasa yang menugaskan untuk ikut menangani beberapa komoditas,”terang Bobi (ds)