Berita

Kupas Potensi Penggunaan Metaverse dalam Dunia Pengarsipan

526
×

Kupas Potensi Penggunaan Metaverse dalam Dunia Pengarsipan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Metaverse

Jakarta, Faktapers.id – Pentingnya sejarah untuk belajar dari masa lalu membuat proses pengarsipan haruslah maksimal. Kini, zaman semakin canggih, teknologi metaverse pun dinilai punya potensi besar dalam memaksimalkan dunia pengarsipan.

Kaitan metaverse dengan pengarsipan tersebut kemudian dijelaskan oleh Stephen Ng selaku CEO Metaverse Indonesia. Menurut Stephen, metaverse dinilai sebagai tempat yang cocok untuk kegiatan pengarsipan.

Sebelumnya diketahui, oleh Stephen dijelaskan bahwa metaverse adalah dunia virtual yang bisa dihabitatkan bersama-sama dengan berbagai teknologi seperti augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan artificial intelligence (AI).

Sebelum adanya metaverse, teknologi yang ada hanya sebatas untuk pengarsipan saja, seperti misalnya media cetak, video, atau suara.

Nah, ketika muncul metaverse, peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi itu bisa kembali dikreasikan ulang. Hal tersebut, menurut Stephen, membuat kegiatan mengakses arsip bisa seolah-olah membuat penggunanya berada di tempat kejadian.

“Jadi metaverse untuk belajar sejarah, bisa memberikan pengalaman seolah-olah berada di masa itu. Tentu akan membawa pengalaman menjadi lebih menarik,” kata Stephen ketika ditemui di acara bertajuk ‘Masa Depan Arsip, Sejarah, dan Budaya di Era Metaverse’ yang digelar Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada Senin (5/12/2022).

Blockchain kemudian digarisbawahi oleh Stephen sebagai teknologi metaverse paling ideal untuk pengarsipan. Dijelaskan, blockchain adalah sistem administratif yang bekerja dengan konsensus alias kesepakatan bersama.

Sebab blockchain ideal berkaitan dengan penyimpanan arsip fisik saat ini. Menurut Stephen, penyimpanan arsip fisik secara volume akan terus berkembang, sehingga bisa jadi bencana bila nantinya ada peristiwa tak terduga.

Sementara itu, bila masuk ke blockchain, maka arsip bisa disimpan dengan lebih aman dengan biaya bersama lebih terjangkau. Hanya saja, diakui Stephen, tidak semua arsip bisa di-blockchain-kan karena ada yang merupakan rahasia negara.

“Sehingga, dalam praktik transisinya, perlu benar-benar diawasi,” ujar Stephen.

Senada soal metaverse untuk pengarsipan, Pungkas Riyandi selaku NFT Solution Lead menambahkan bahwa ANRI nantinya bisa memiliki peran penting dalam hal pengarsipan, khususnya di Nusameta–metaverse yang nantinya disebut-sebut akan menjadi Indonesia virtual.

Adapun peran ANRI di Nusameta, menurut Pungkas, adalah sebagai sumber konfirmasi terhadap aset yang ada.

“Seperti bila ada Candi Borobudur, maka ANRI bertugas sebagai pengonfirmasi kebenaran soal informasinya,” kata Pungkas.

Sayangnya, meski menurut Pungkas metaverse itu adalah teknologi menjanjikan, masih belum banyak masyarakat yang belum mengakuinya.

“Masih jadi PR buat kami menyebarkan ke orang-orang yang belum mengerti,” sebut Pungkas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *