DaerahJawa

Nguri nguri Budaya, Anggota DPRD Propinsi Jateng Kadarwati Gelar Pagelaran Reog

×

Nguri nguri Budaya, Anggota DPRD Propinsi Jateng Kadarwati Gelar Pagelaran Reog

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – Guna mengenalkan serta meningkatkan kecintaan terhadap kebudayaan asli Indonesia, Anggota DPRD Propinsi Jawa Tengah, Kadarwati menggelar pagelaran seni Reog Ponorogo. Pertunjukan dilakukan oleh Paguyuban Reog Tribrata dari Desa Wiro Bayat dengan menampilkan beberapa adegan reog sekaligus.

Acara berlangsung di lapangan Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, pada Selasa, Minggu 19 Maret 2023 siang. Pertunjukan yang dibanjiri pengunjung itu menampilkan berbagai aktraksi diantaranya reog, tari tradisional dan lainnya.

Legislator dari fraksi PDI Perjuangan itu mengatakan kegiatan ini digelar untuk membangkitkan kembali geliat kesenian pasca pandemi dan sekaligus nguri nguri budaya lokal. Termasuk untuk meningkatkan kecintaan terhadap kebudayaan asli Indonesia khususnya Reog Ponorogo.

“Kegiatan atraksi reog ponorogo ini dalam rangka meningkatkan kecintaan masyarakat khususnya anak muda untuk lebih mencintai lagi kebudayaan Indonesia khususnya reog ponorogo. Termasuk nguri- nguri budaya,” ucapnya.

Kadarwati mengungkapkan masyarakat begitu antusias untuk menyaksikan pertunjukan tersebut, bahkan pengunjung banyak yang datang dari luar desa. Ia berharap melalui pertunjukan ini masyarakat khususnya anak muda bisa lebih mengenal dan mencintai budaya asli Indonesia.

Sementara itu, Ketua Dewan DPRD Kabupaten Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo dalam sambutannya mengatakan kegiatan tersebut bagian dari wujud syukur atas selesainya pandemi Covid-19. Pentas seni tradisional reog ini juga dalam rangka untuk melestarikan budaya agar tidak diakui negara lain.

“Ini dalam rangka nguri-nguri budoyo atau melestarikan budaya asli Indonesia, khususnya Reog Ponorogo, karena kesenian asli Indonesia ini pernah di klaim sebagai budaya dari negara Malaysia. Untuk itu kami mencoba memperkenalkan budaya asli Indonesia Reog Ponorogo,” ucapnya.

Hamenang menjelaskan kegiatan seni reog ini sebagai pengganti kekecawaan warga yang pernah menonton wayang kulit, namun karena masih pandemi lantas acara tersebut tidak bisa memuaskan warga, karena pertunjukan wayang ada didalam gedung.

Menurutnya pelestarian budaya ini juga dalam rangka sadranan, sebagai wujud doa kepada pendahulu yang sudah tiada. Ia berharap melalui kegiatan tersebut kesenian reog yang merupakan warisan nenek moyang bisa dikenal masyarakat luas agar bisa tetap eksis.

“Harapannya dari kegiatan ini juga sebagai hiburan masyarakat yanh mengedepankan kearifan lokal serta mendidik generasi muda mencintai budayanya sendiri dan tidak terpengaruh oleh budaya asing,” pungkasnya.

(Madi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *