Jakarta, faktapers.id – Baru, delapan belas bulan sejak merger PT Pelabuhan Indonesia (Persero) / Pelindo, tentu usia ini masih sangat muda. Tahun 2022 perseroan ini telah mampu meciptakan pencapaian yang baik yaitu nilai tambah melalui strategic inisiatif, optimalisasi dan efisiensi senilai Rp1,3 Triliun.
Demikian dikatakan Arif Suhartono pada acara Media Gatering yang didampingi direktur Subholding dan pejabat Pelindo lainnya (12/4) di Jakarta.
Dikatakan, untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih baik, maka Pelindo mengagendakan sejumlah program.
Adapun yang menjadi fokus tahun 2023 diantaranya, transformasi pelabuhan melalui standarisasi dan sitemisasi, strategic parnership dengan market leadership, penataan model bisnis, transformasi keuangan dan pajak.
Dan menyelesaikan proyek strategis untuk mendukung pembangunan nasional seperti Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), Kawasan Pendukung Pelabuhan Kijing, Makassar New Port, dan New Priok Eastern Access.
Dijelaskan Arif, untuk melanjutkan strukturisasi maka Penataan Model Bisnis akan menjadi salah satu fokus utama. Dimana saat aat ini memiliki 62 Anak Perusahaan dan tergolong cukup besar. Agar lebih efisien dan optimal maka tahun 2023 akan dilakukan penata bisnisnya dengan melakukakan aksi korporasi.
“Dengan penataan model bisnis, Pelindo yang saat ini memiliki 62 anak perusahaan akan di split. Usaha yang sama akan digabung. Sehingga kedepan akan berkurang. Sekaligus menjadi lebih efisien dan optimal”, ungkap Arif.
Dari sisisi operasional telah dilakukan standarisasi pelayanan, guna mendungkung kinerja yang lebih handal maka dibutuhkan alat dan SDM yang handal.
Dalam hal penataan alat misalnya untuk merelokasi alat ke wilayah lain di pelabuhan saat ini masih menunggu waktu yang tepat. “Pemindahan alat saat ini belum bisam dilakukan sesuai kesepakatan. Hal ini baru bisa dilakukan setelah dua tahun paska merger”,ungkap Arif.
Merger yang dilakukan dengan proses yang termasuk cepat dan lancar tersebut tentunya tidak mungkin langsung sempurna pasti ada hal hal yang masih perlu dilakukan pembenahannya.
Namun kondisi saat ini telah menunjukkan pencapaian yang baik.
Pencapaian Pelindo Paska Merger
Menurut Arif, tahun 2022 paska merger Pelindo mampu mencetak nilai tambah perusahaan Rp 1,3 triliun sebagian besar berasal dari konsolidasi dan optimalisasi kapasitas finansial Pelindo, meliputi optimalisasi pembiayaan, implementasi pengadaan bersama, sehingga kapasitas finansial lebih kuat dan optimalisasi aset yang terintegrasi.
Dengan pengelolaan yang tersentralisasi, Pelindo kini memiliki kendali strategis yang lebih baik, sehingga memudahkan dalam melakukan transformasi layanan operasi end-to-end seperti menciptakan standarisasi sistem layanan operasional pelabuhan yang sebelumnya berbeda-beda antar pelabuhan. Beberapa sistem yang distandarisasi adalah TOS Nusantara untuk layanan peti kemas, NPK TOS untuk layanan non peti kemas dan Phinisi untuk layanan kapal.
Selanjutnya kata Arif, adanya peningkatan efisiensi biaya operasional, berpotensi penambahan trafik, peningkatan kompetensi dan knowledge. Bagi pelanggan, dengan adanya pengurangan port stay dan cargo stay, dapat membantu pada penghematan biaya sewa dan operasional kapal bagi perusahaan shipping line yang akhirnya dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik dan mendukung konektivitas maritim.
Kemudian, telah ada peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) & pengurangan port stay (waktu sandar kapal di pelabuhan) yg diukur dengan jumlah hari.
Misalnya, di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat dari 20 boks per kapal per jam hingga 60 boks per kapal per jam dalam kondisi optimum. Kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari. Peningkatan kinerja juga terjadi di TPK Makassar dan Terminal Makassar New Port, di mana waktu sandar dapat berkurang dari dua menjadi satu hari. Peningkatan kinerja terbaik ada di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon, dimana kecepatan bongkar muat naik hampir tiga kali lipat, dari 12 boks per kapal per jam menjadi 34 boks dalam kondisi optimum. Dampaknya, jumlah waktu sandar kapal dapat terpangkas menjadi dua bahkan satu hari.
Terkait kinerja perseroan tahun 2022, arus peti kemas tercatat sebesar 17,2 juta TEUs atau naik 2% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk arus barang mencapai 160 juta ton dengan kenaikan 9%, arus kapal mencapai 1,2 miliar GT meningkat 1%, dan arus penumpang menembus 15 juta orang dengan kenaikan 86% dibandingkan periode yang sama.
Selain itu kata Arif, paska merger Pelindo tidak hanya fokus pada pengoperasian pelabuhan, namun juga mengambil peran strategis untuk mendukung pertumbuhan industri. Salah satunya melalui integrasi antara pelabuhan dengan kawasan industri, sehingga menciptakan biaya logistik yang lebih efisien.
Milestone yang telah dicapai yaitu penyelesaian pembangunan dan pengoperasian Jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC) yang dibangun untuk meningkatkan konektivitas Pelabuhan Tanjung Priok & Area Hinterland / Kawasan Industri di timur Jakarta. “Langkah ini diharapkan akan mengurangi risiko kongesti di jalan eksisting, sehingga dapat memberikan layanan logistik yang lebih efisien,” imbuh Arif.
(Han)