Klaten, faktapers.id – Tak ada yang tahu akan nasib. Ada kalanya seseorang berada diatas, tapi kemudian hari bisa berada di bawah. Roda kehidupan ini terus berputar, Itulah istilah yang biasa dikenal orang soal perjuangan. Tak pernah ada yang tahu bagaimana nasib ke depan. Yang penting berusaha maksimal, sisanya serahkan kepada Tuhan.
Seperti yang dialami Haris Nugroho, 33 tahun, warga Desa Gunung Gajah, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Jogjakarta memutuskan keluar bekerja di pabrik dan membuka pemotongan ayam hingga meraih kesuksesan dan bisa membahagiakan keluarga serta warga sekitarnya.
Tetapi, ada banyak liku-liku dan proses panjang yang dialami dibalik suksesnya usaha Haris Nugroho sekarang. Kerja keras itu sudah pasti, ia yang sudah berdagang ayam potong mulai tahun 2017 setelah keluar dari kerja di pabrik ini juga selalu ingin belajar bagaimana mengembangkan bisnisnya.
Dengan niatan untuk membantu ekonomi keluarga, awalnya Haris merintis berdagang ayam potong kecil-kecilan. Beberapa tahun kemudian, ia mampu membesarkan usaha tersebut hingga mampu menjadi pebisnis muda ulung. Kesuksesan yang diraih saat ini mampu memberi kemakmuran bagi warga sekitar.
Terbukti sudah total 130 orang warga di kampung Desa Gedangsari itu terwadai sebagai pekerjanya dengan upah berkisar Rp150-200 ribu setiap orang per hari. Tentu usaha yang sangat membantu bagi penduduk desa terpencil dipinggiran perbatasan Klaten dan Gunung Kidul ini.
Usaha yang dinamai “Chicken King” ini dalam seharinya mampu memasok sebanyak 3 ton ayam potong ke Jakarta. Berbekal optimis usaha ini dari bulan ke bulan terus mengalami peningkatan yang signifikan. Meski sempat jatuh bangun karena tertipu, Haris muda ini terus bangkit dan kerja kerasnya tak mengkhianati hasil, pundi-pundi rupiah pun berhasil dikumpulkan.
(Madi)