Singaraja.Faktapers.id -Penyenderan pesisir pantai Desa Tukad Mungga /Buleleng semakin bergejolak, warga bolak balik menandatangani persetujuan agar proses penggarapan pemasangan batu Bolder berjalan lancar.
Memariknya Villa milik mantan Bupati Buleleng menolak keberadaan penyenderan abrasi yang mana menganggap sekitar villa Vilandra tidak mengalami abrasi karena 100 s/d 200 meter ketengah laut telah terdapat trumbu karang. Penolakan tersebut juga dilakukan pemilik villa Lovina Life namun warga dan aparat desa tetap menyuruh pekerjaan dilanjutkan bahkan akan melawan bagi pihak yang menentang program tersebut.
Apakah keberanian Kades Tukad Mungga Putu Madia berani juga melawan mantan atasanya yaitu Putu Agus Suradnyana pendukung joging trek namun saat ini menolak…?
Ada hal sangat disayangkan terhadap program pemerintah yang dikerjakan PT Bangun Kontruksi selaku pelaksana proyek, wilayah pantai abrasi yang semestinya mendapat penanganan malah diabaikan melainkan mengerjakan di barat villa milik mantan Bupati. Akan tetapi yang terjadi abrasi ada ditimur Villa Vilandra tepatnya di samping Pura Segara Desa Tukad Mungga malah enggan ditangani.
Terhadap kondisi fakta dilapangan, Komisi II DPRD Bali IGK Kresna Budi sangat prihati terhadap pesisir yang pantas mendapat penanganan abrasi dikesampingkan pelaksana proyek. Ia pun langsung meninjau lokasi Jumat (23/6) pukul 17,20 wita ”Kalau dilihat fakta dilapangan mestinya proyek pengerjaan dari ujung timur pesisir Tukad Mungga karena lokasi ini abrasinya cukup parah berbeda dengan yang ada di barat dan ini program pemerintah harus disama ratakan apalagi joging trek yang kemarin diwacanakan untuk menyambungkan wilayah kota dengan pesisir lovina harus didukung, “papar Kresna Budi
Ia menilai proyek tersebut sangat besar ada muatan politik yang merugikan masyarakat, kendati Kades Tukad Mungga yang menerima laporan bahwa pemilik Villa Vilandra bersurat ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida dan menyatakan sikap penolakan, “Gimana ini BWS Bali mestinya turun segera kelapangan meninjau lokasi yang sebenarnya dan yang mana harus ditangani serta melihat kajian itu yang mana posisi sebenarnya,”kata IGK Kresna Budi
Lanjutnya, sembari geleng-geleng kepala melihat kondisi yang terjadi pasalnya ia (Kresna Budi) di komisi II selain membidangi anggaran juga membidangi pariwisata dan kelautan,”seperti ada ketakutan tersendiri BWS Bali melakukan pemasangan abrasi, kalau menunggu tahun depan baru disender atau diberikan batu bolder untuk mencegah terjadinya abrasi bisa-bisa akan semakin parah. Kalau tebang pilih sekalian wilayah pesisir pantai Tukad Mungga jangan disender dengan batu boulder bongkar dan kembalikan sedia kala, apalagi Kades Tukad Mungga dan masyarakat yang telah ikut mengawal program pemerintah tapi kok malah ada oknum pejabat menolak kan cukup aneh bisa berdampak kepada yang pantas disender dengan batu boulder menjadi tidak dapat, “papar ketua Komisi II DPRD Bali sembari geleng-geleng kepala.
(Des)