Berita

Ngeri! Dinkes DKI Catat 600 Ribu Warga DKI Terpapar ISPA Akibat Polusi Di Jakarta

290
×

Ngeri! Dinkes DKI Catat 600 Ribu Warga DKI Terpapar ISPA Akibat Polusi Di Jakarta

Sebarkan artikel ini
Buruknya Kualitas Udara Jakarta di Musim Kemarau, Warga DKI Diminta Waspada

Faktapers.id ~ Akibat polusi udara di Jakarta, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI mencatat terdapat 600 ribu warga terkapar akibat Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Jumlah warga yang terjangkit ISPA akibat polusi udara di Jakarta terhitung mulai perideo Januari hingga Juni 2023.
“Setiap bulannya rata-rata 100 ribu warga dari total 11 juta penduduk mengalami gejala batuk, pilek bahkan pneumonia setiap bulannya,” ungkap Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI, Ngabila Salama di Jakarta.\

Dai angka tersebut terangkum akumulasi data selama Januari hingga Juni 2023 terdapat 638.291 kasus ISPA di Dinkes DKI.
Dengan rincian pada Januari 2023 terdapat 102.609 kasus, Februari 104.638 kasus, Maret 119.734 kasus, April 109.705 kasus, Mei 99.130 kasus dan Juni 102.475 kasus.
Berdasarkan medis polusi udara dapat mengakibatkan penyakit kronis seperti radang paru-paru, asma, hingga hipertensi dan jantung.

Karenanya Ngabila menyarankan untuk warga tetap tinggal di rumah bila tidak ada keperluan mendesak.
Sekalipun harus keluar rumah disarankan untuk menggunakan masker.
Seperti diketahui kualitas udara Jakarta memburuk selama musim kemarau melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Bukan hanya warga, namun Presiden Jokowi juga merasakan dampak dari polusi udara tersebut.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, Presiden Jokowi mengalami batuk selama empat pekan akibat buruknya kualitas udara di Jakarta.
Batuk berkepanjangan yang dialami Jokowi tidak pernah dialami sebelumnya.
“Dokter menyampaikan adanya kemungkinan dampak dari udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk,” ungkap Sandiaga Uno.
Buruknya kualitas udara Jakarta juga diakui Sandiaga yang rutin melakukan lari pagi setiap hari.

Pada Ratas Peningkatan Kualitas Udara Kawasan Jabodetabek, Jokowi memberikan sejumlah instruksi untuk menangani permasalahan terkait polusi udara yang akhir-akhir ini semakin buruk.
Menurut Jokowi, kualitas udara Jakarta yang memburuk ini terjadi akibat kemarau panjang selama tiga bulan terakhir.
Selain itu, pembuangan emisi dari transportasi dan aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara, juga menjadi penyumbang besar polusi udara di Jakarta.

Maka dari itu, Jokowi memberikan sejumlah catatan untuk melakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek.
Ia juga meminta untuk melakukan rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek serta memperbanyak ruang terbuka hijau. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *