Klaten, faktapers.id – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Wedi yang berada di Desa Birit, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menjadi sasaran pengasapan (fogging) yang dilakukan petugas Puskesmas Wedi, Senin (21/8/2023) pagi.
Tidak hanya lingkungan sekitar sekolah, petugas menyisir setiap bagian di ruang kelas, fogging juga dilakukan di halaman dan saluran air yang diduga berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Tindakan fogging di lingkungan sekolah yang berada didekat pemukiman penduduk ini terpaksa dilakukan menyusul adanya satu siswa yang meninggal dunia karena menderita demam berdarah (DBD) beberapa waktu lalu.
Sebelumnya di hari yang sama petugas Dinas Kesehatan juga sudah melakukan fogging di lingkungan rumah yang menjadi korban demam berdarah tersebut di Desa Gadungan, Kecamatan Wedi.
Kepala Sekolah SMPN 1 Wedi, Endang Sudarsih mengatakan, dilakukannya fogging di sekolah tersebut memang menyusul ada siswanya yang meninggal dunia akibat DBD. Dia juga mengatakan jika kejadian itu baru pertama kali terjadi di sekolahnya.
“Kemarin memang ada siswa kami yang diduga meninggal dunia akibat DBD, dan ini memang baru pertama kali terjadi. Mudah-mudahan dengan adanya fogging ini harapannya tidak ada yang terjangkit di sekolah,” kata Endang.
Menurut dia, selama fogging berlangsung, terpaksa kegiatan belajar mengajar dihentikan sementara. Semua siswa dan guru dipulangkan hingga ruangan dan lingkungan aman dari asap fogging benar-benar sudah hilang.
“Sebelum fogging kami sempat melakukan aktivitas. Setelah fogging dimulai kami terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar dan memulangkan seluruh siswa. Besok kegiatan sekolah akan berlangsung seperti biasa,” ujar Endang.
Petugas Sanitarian Puskesmas Wedi, Atik Sulistriyani mengatakan fogging bertujuan untuk membunuh nyamuk pembawa virus DBD. Dikatakan, upaya fogging ini diharapkan dapat mengurangi penyebaran atau memutus rantai penularan nyamuk Aedes Aegepty.
Setelah dilakukan penyelidikan epidemologi (PE) di sekolah tersebut, pihaknya terutama pada kamar mandi. Apalagi setelah dilakukan penelitian epidemologi, petugas masih mengkhawatirkan jentik di sekolah, selain itu juga pencegahan yang paling penting adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Adapun dipilihnya kawasan sekolah sebagai sasaran fogging mengingat kawasan sekolah rawan serangan atau gigitan nyamuk aedes aegipty. Pasalnya, nyamuk tersebut memiliki perilaku unik, yaitu menggigit pada pukul 08.00- 10.00 dan pukul 14.00- 16.00.
Padahal, menurut dia, pada pagi hari itu, ada aktivitas di sekolah sehingga rawan terjadi serangan nyamuk tersebut. Hanya saja, perlu diingat bahwa fogging hanya membunuh nyamuk dewasa saja.
“Sedangkan larva yang masih hidup di air tetap bisa berkembang menjadi nyamuk dewasa. Untuk itu, masyarakat diminta tetap melakukan PSN. Jadi, kami imbau lagi, kegiatan PSN harus rutin dilakukan sehingga telur dan larva bisa diberantas,” tandasnya.
(Madi)