Jabodetabek

Empat Proyek Strategis Pelindo Tarik Perhatian Investor Global Pada AIPF 2023

115
×

Empat Proyek Strategis Pelindo Tarik Perhatian Investor Global Pada AIPF 2023

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendukung langkah PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo yang membuka peluang kerja sama kepada mitra global dengan memaparkan empat proyek strategisnya pada ajang flagship ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF) 2023 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta. Erick menyampaikan empat proyek yang meliputi New Priok Terminal, Kijing Port, Makasar New Port, dan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) merupakan proyek yang sangat penting dalam menekan biaya logistik dan konektivitas pariwisata Indonesia.

“Tentu kita mendukung penuh upaya Pelindo dalam mencari mitra strategis yang mau berinvestasi serta memperkuat ekosistem logistik dan pariwisata Indonesia,” ujar Erick di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Erick menyampaikan pengembangan infrastruktur pelabuhan merupakan hal yang vital, tak hanya bagi Indonesia, melainkan juga negara-negara di Asia Tenggara. Dengan peningkatan kapasitas pelabuhan, Erick menyampaikan Indonesia dapat berkontribusi lebih besar dalam menjaga stabilitas rantai pasok regional. Hal ini selaras dengan visi pemerintah dalam membangun sektor maritim dan memperkuat peran Indonesia sebagai pilar episentrum pertumbuhan ekonomi di ASEAN.

“BUMN, termasuk Pelindo tentu berkomitmen menjadi mercusuar pertumbuhan ekonomi dan juga siap berkolaborasi dengan ASEAN dalam membangun kemitraan yang strategis,” kata Erick.

Proyek New Priok Terminal di Jakarta merupakan perluasan dari Pelabuhan Tanjung Priok eksisting yang utilisasinya telah mencapai ±70%. Perluasan ini diperlukan untuk meningkatkan kapasitas sekaligus menjaga performanya sebagai pintu gerbang utama Indonesia.

Terminal New Priok tahap I telah beroperasi sejak 2016, yaitu New Priok Container Terminal 1 (NPCT1) yang dioperasikan melalui kemitraan Pelindo dengan mitra global Mitsui, PSA dan NYK Line. Saat ini, tengah dibangun infrastruktur dasar Container Terminal 2 dan 3 (CT2 dan CT3), Product Terminal 1 dan 2 (PT1 & PT2) yang direncanakan selesai di tahun 2025.

“Sejumlah proyek pelabuhan yang kami kerjakan adalah langkah penting dalam upaya meningkatkan kapasitas pelabuhan dan merupakan bagian dari transformasi pengelolaan pelabuhan di Indonesia serta upaya strategis Pelindo dalam menstimulasi pertumbuhan ekonomi wilayah. Pelindo membuka kesempatan bagi mitra global yang membawa nilai tambah bagi Indonesia, baik terminal operator, shipping line, maupun pihak lainnya” ungkap Direktur Strategi Pelindo, Prasetyo.

Proyek berikutnya yaitu Kijing Port di Kalimantan Barat, yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mendukung program penguatan konektivitas maritim, meningkatkan daya saing sumber daya alam Kalimantan, serta mendukung program pemerintah dalam mengakselerasi hilirisasi industri. Dirancang sesuai dengan standar internasional, pelabuhan ini memiliki luas 68,5 Ha dan dermaga yang memiliki kedalaman -16 mLWS yang mampu melayani kapal berukuran besar. Dilengkapi pula dengan area pendukung seluas 130 Ha untuk melayani bongkar muat peti kemas, curah cair, curah kering dan multipurpose.

Prasetyo menjelaskan bahwa Kijing Port telah mulai beroperasi dan diresmikan oleh Presiden RI pada bulan Agustus tahun 2022. Hingga bulan Juli 2023 tercatat sekitar 250 kunjungan kapal dengan muatan 884 ribu ton curah cair dan 63 ribu ton curah kering, sebagian diantaranya dengan tujuan ekspor ke beberapa negara seperti China, Korsel, India dan kawasan ASEAN.

Proyek selanjutnya yaitu Makasar New Port (MNP) di Makasar, yang dibangun untuk mengakomodasi pertumbuhan arus barang di Makassar dan dipersiapkan menjadi salah satu hub di kawasan Indonesia timur. Terminal Peti Kemas 1A telah beroperasi sejak 2018 dan trafiknya telah mencapai sekitar ~180.000 TEU per tahun. Saat ini tengah berlangsung penyelesaian tahap 1B dan 1C yang direncanakan selesai di tahun ini.

Proyek keempat, lanjut Prasetyo, adalah Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) di Bali. Pelabuhan ini disiapkan untuk menjadi jangkar dalam membangun konektivitas pariwisata di Indonesia. BMTH memiliki pelabuhan yang dapat menampung kapal pesiar terbesar dan mendukung Bali sebagai tujuan utama wisatawan mancanegara.

Sebagai titik utama marine tourism di Indonesia, BMTH terkoneksi dengan jalur pariwisata domestik maupun internasional. Sebagai contoh; Lombok, Labuan Bajo, dan Raja Ampat merupakan koneksi ke arah timur. Sebaliknya ke arah Barat, terdapat Surabaya, Probolinggo, Semarang, Jakarta dan berbagai wilayah Sumatera. Sedangkan konektivitas internasional yaitu ke wilayah ASEAN dan Australia.

Prasetyo juga mengungkapkan bahwa Pelindo berkomitmen penuh dalam menciptakan pelabuhan yang berkesinambungan. Dalam membangun pelabuhan, termasuk empat proyek tersebut, Pelindo menerapkan konsep green port. Misalnya pembuatan green area dan gedung perkantoran dengan konsep green building, maupun penggunaan alat bongkar muat bertenaga listrik.

“Dengan dukungan Pemerintah, Pelindo siap membangun kemitraan dan kolaborasi dengan mitra global. Melalui sejumlah proyek strategis tersebut, kami ingin berkontribusi dalam mewujudkan visi Pemerintah dalam membangun sektor maritim dan memperkuat peran Indonesia sebagai pilar episentrum pertumbuhan ekonomi di ASEAN” pungkas Prasetyo.

(Han)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *