DaerahBali

Komang Agus Sanjaya Sangat Prihatin Atas Kisruhya Desa Adat Banyualit/Kalibukbuk

374
×

Komang Agus Sanjaya Sangat Prihatin Atas Kisruhya Desa Adat Banyualit/Kalibukbuk

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Faktapers.id – Tokoh Desa Adat Banyualit I Komang Agus Sanjaya yang berdomisili di Banjar Dinas Celuk Buluh Desa Kalibukbuk sangat prihatin mendengar kisruhnya adanya penunjukan Made Artana selaku PAW Bendesa Adat setempat.

Hal ini diungkap Rabu (13/9) saat beberapa warga menyambangi rumahnya menyampaikan masalah tersebut, “saya selaku krama yang istilahnya non Dadia selama terbentuknya atau penunjukan PAW tidak pernah dilibatkan padahal jika diambil suara sepertinya suara Non Dadia lebih banyak di desa adat Banyualit“, ungkap l Agus Sanjaya

Penunjukan Made Artana selaku PAW Bendesa Adat Banyualit yang akan mengemban tugas selama 2 tahun kedepan menunggu pemilihan Bendesa adat baru namun kini semakin memanas gunjang ganjing di masyarakat . Menurut Agus Sanjaya, para tokoh- tokoh itu sepertinya memaksakan kehendak menuju MDA prov Bali mengejar rekomendasi SK, “Dua kali ke MDA prov Bali sampai sekarang belum diterbitkan SK artinya ada hal salah yang dilakukan oleh tokoh tokoh desa adat, kalau aturan yang pernah saya baca “bilamana bendesa adat mundur otomatis petajuh mau wakil, bendahara/ sekretaris itu melanjutkan tugas menunggu pemilihan Bendesa baru”.

Lanjut Mangku Agus Sanjaya, “Kami tidak memihak siapapun, siapapun yang menjadi PAW akan kita dukung intinya aturan itu jangan dilanggar aturan itu jangan dirubah. Sekarang kepemimpinan ini baru keluarganya di tunjuk aturanya ini yang digunakan, besok pemimpin baru yang bukan keluarganya aturan dirubah lagi. Ini sama dengan berbuat semena-mena merubah aturan yang ada di MDA dan desa adat. Kalau mau Sabha desa atau Sukerta desa Merubah aturan ayo sama-sama komitmen membuat aturan yang jelas dan tolong dilibatkan juga beberapa krama Non Dadia dengan diketahui oleh semua krama termasuk MDA,”terangnya

Pengusungan awal dalam paruman Desa Adat Banyualit menunjuk Putu Astra selaku Plt, dalam 4 bulan semenjak Made Suadnyana menyatakan mundur, Putu Astra yang telah lama ikut mengemban tugas harus dikudeta dari jabatanya akibat dikalahkan kelompok politik, ini saya berbicara netral dan logika

“Kalau tidak suka dengan Putu Astra sebagai wakil Bendesa kenapa dari dulu dipakai wakil sampai 3 tahun berjalan. Awal paruman begitu bendesa adat menyatakan mundur semua prajuru adat juga ikut mengundurkan diri termasuk Made Artana hanya saja Putu Astra dan Komang Ardika masih bertahan untuk ngayah. Nah sekarang logikanya Made Artana kok dipakai padahal sudah mundur ada apa ini..?, kasihan desa adat Banyualit yang lingkupnya kecil terus carut marut karena adanya rekayasa pengurus hanya demi kepentingan pribadi atau golongan. Kalau sekarang diberikan terus seperti ini kedepanya pasti akan semena-mena lagi dan membuat kembali kisruh di desa adat. Desa Adat itu adalah tempat sembahnyang bukan tempat untuk menjalankan suatu politik identitas. Astungkara paruman ulang (17/9) semoga berjalan damai di wantilan karena menggunakan areal suci “papar kembali Mangku Agus Sanjaya

Selain adanya permasalahan PAW di Desa Adat Banyualit, ada suatu hal menurut Agus Sanjaya menjadi sedikit permasalahan besar lagi tentang pembangunan TPS3R yang menggunakan area sebelan selatan lapangan sepak bola milik Desa Adat Banyualit tanpa sepengetahuan dari kerama adat.

Menurut informasi dari beberapa krama desa, tempat yang sudah di setujui adalah sebelah utara lapangan bola dekat kuburan namun setelah pelaksanaa menjadi di sebelah selatan lapangan ? bahkan Putu Astra selaku Plt Bendesa belum tau dan tidak diajak kolnsutasi untuk menggunakan areal tersebut. mungkin hal ini perlu kita pertanyakan kepada pihak – pihak yang terkait di dalamnya, apalagi membangun TPS3R ini sangat deket dengan Hotel, Restaurant dan Sungai.

(ds)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *