Kendal.Faktapers.id -Penumpang kapal motor (KMP Kalibodri) mengeluhkan bau tidak sedap dalam kapal timbul saat perjalanan laut dari Pelabuhan Kendal-Kumai. Bau tak sedap itu akibat dari kotoran babi terhadap babi poltolng yang dibawa oleh truk pengangkut dari Payangan Gilimanuk melewati Ketapang jalur darat Jawa Tengah –Kendal-Kumai
(KMP Kalibodri) memang biasa mengangkut truk pengangkut hewan babi selama ada surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), Sertifikat Kesehatan Hewan (KH-11) dari daerah asal dan sudah mengikuti karantina maka dapat dibolehkan namun berakibat buruk bagi penumpang itu sendiri pasalnya selain hewan babi potong Bali yang dibawa juga ada hewan ternak yang sudah meninggal dan menimbulkan bau tak sedap, sang sopir hanya menjalankan perintah pemilik bahkan membawa babi melebihi kapasitas dan menarik lagi harga hewan babi potong di Kalimantan cukup tinggi kisaran 180 per kilo hidup bayangkan jika daging bersih hampir mencapai 250 perkilo .
Salah satu penumpang yang enggan mau disebut namanya (18/10) mengharapkan hewan tersebut sebaiknya diangkut menggunakan kapal khusus atau melalui jalur resmi yang ada di Bali dan berdasar keterangan beberapa orang awak truk bahwa hewan Babi tersebut dikirim dari Bali. “Kok bisa ya pengiriman hewan babi transit di Pelabuhan Kendal. Saya jadi was was, apalagi adanya kabar virus demam babi Afrika (African Swine Fever/ASF) sedang merebak,” ungkapnya.
Penyakit demam babi ini sangat mudah menyebar di antara babi liar dan babi domestik, namun tidak menular ke manusia. Informasi yang didapat Tim media Fakta di Pelabuhan Kendal beberapa ekor babi yang diangkut truk saat di Kendal mengalami kematian dan di kubur diam-diam di dekat pesisir pantai sekitar pelabuhan bahkan warga mengetahui hal tersebut,”Puluhan mati barangkali kena penyakit hendakn ya mau dikirm babi itu ke Kendal,”kata warga.
Atas kematian ternak itu pengusaha diduga nakal permainanya, dari informasi peternak di Payangan /Bali, pengusaha belum membayar lunas babi tersebut hanya saja baru diberikan DP setelah dibayar oleh bos besar di Kumai baru dilunasi mengingat harga daging babi di daerah tersebut sangat tinggi akan tetapi dari bos di Kalbar telah membayar lunas.
Diketahui, puluhan ekor Babi yang sudah membawa surat setelah dilakukan cek poin dikarantina surat tersebut telah Kadaluwarsa hingga dilakukan penahanan, menariknya ada bos besar dari Kalbar mengetahui surat mati dan dilakukan perpanjangan surat kembali dan dibayar sekitar 6 juta per satu truk untuk bisa lolos sampai ditujuan
Menurut warga Bali yang ada di Kumai, harga daging babi Bali dibenarkan melambung tinggi mengalahkan daging babi luar Bali, informasi dikabarkan dading babi merosot ulah spekulasi bos bos besar supaya dapat murah berbelanja di Bali sehingga peternak di Bali mau menjual murah hewanya kepada oknum pemain nakal diBali.
(tim)