Klaten, Faktapers.id – Seni tradisional wayang kulit menjadi warisan budaya adiluhung yang harus terus dilestarikan dari generasi ke generasi selanjutnya. Tak hanya memberikan hiburan atau tontotan, pertunjukan wayang kulit juga bisa menjadi media untuk komunikasi, menyampaikan pesan, hingga memberikan tuntutan kepada masyarakat khususnya pada generasi muda.
Hal ini yang melatarbelakangi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Kadarwati mengapresiasi pentas budaya Wayang Kulit semalam suntuk dengan lakon Wahyu Kamulyan oleh dalang Ki Jatmiko Anom, di Simpang Lima, Taman Hiburan Rakyat (THR) Desa Jetis Wetan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, pada Jumat (17/11/2023) malam.
Acara ini digelar mulai pukul 21.00 WIB, sederet pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga turut hadir dalam acara tersebut. Masyarakat berkumpul untuk menikmati pertunjukkan wayang kulit ini, dari orang tua hingga anak muda. Lapak pelaku UMKM ini juga ramai dikunjungi masyarakat sekitar, mulai dari makanan dan minuman, aneka permainan tradisional, dan lainnya.
Tidak hanya berdampak pada pelestarian budaya, acara pertunjukan wayang kulit menurut Legislator dari PDI Perjuangan ini sekaligus menggerakkan sektor perekonomian masyarakat sekitar. Ia menyebut banyak nilai yang bisa tergambar dalam pertunjukan wayang kulit, mulai dari budaya, sejarah, persatuan, hingga nilai-nilai Pancasila.
“Selain untuk membangkitkan ekonomi warga dan nguri-uri budaya, pagelaran wayang kulit ini juga dalam rangka memperingati hari pahlawan. Kegiatan ini sebagai ungkapan menggugah rasa hati nurani untuk mengenang besarnya jasa para pahlawan yang telah berkorban jiwa serta raga demi kemerdekaan Indonesia,” ungkap dia.
Kadarwati berpesan kepada generasi penerus untuk selalu mengenang dan tidak melupakan sejarah (Jasmerah), Indonesia menjadi bangsa yang besar karena selalu menghargai jasa para pahlawannya. Yang dipetik dari kegiatan ini, kata dia, adalah semangat kebangsaan dari hati nurani yang dalam demi kesatuan dan persatuan, maju dan makmur bersama rakyat.
Kepala Desa (Kades) Jetis Wetan, Agus Sunarto menjelaskan dalam tokoh wayang kulit ini mempunyai filosofi kemakmuran dengan harapan masyarakat bisa sejahtera, ayem tentrem. Ia juga berharap dengan pertunjukkan wayang kulit ini bisa mampu menghibur masyarakat sebagai tontonan. Selain itu, apa yang disampaikan bisa menjadi tuntunan.
Agus juga mengapresiasi animo masyarakat untuk berkunjung ke stan UMKM yang tersedia. Sebab, menurut dia, pertunjukkan wayang kulit ini yang secara tidak langsung berdampak pada perekonomian warga sekitar mampu mendukung penguatan sektor ekonomi masyarakat sekitar.
Sebab, lanjut dia, sektor UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Oleh sebab itu, dengan peran dan upaya untuk menciptakan ekosistem yang baik, hal ini mampu membuat sektor UMKM dapat tumbuh dan berkembang.
Hingga saat ini, pihak pemerintah desa (Pemdes) Jetis Wetan berupaya dan mendukung semua gagasan dan ide yang dicanangkan oleh pelaku UMKM. Pemdes juga berperan memfasilitasi sektor UMKM, baik dari jejaring hingga fasilitas tempat jualan.
Agus juga mengajak masyarakat setempat untuk berkontribusi supaya mampu memberdayakan pelaku UMKM. Menurutnya, sektor UMKM memang menjadi andalan. Pihaknya mencontohkan peran luar biasa pelaku UMKM. Misalnya pelaku UMKM ini juga ikut berperan dalam penurunan kemiskinan dan mengurangi angka pengangguran.
(Madi)