Singaraja.Faktapers.id-Kapal Pesiar Seven Seas Explorer yang berlabuh di Pelabuhan Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng pada, Rabu (6/12) pagi masyarakat atau pelaku wisata Buleleng hanya jadi penonton. Pemerintah Buleleng hanya mengejar peningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa memperhatikan rakyatnya di Buleleng sebagi pelaku wisata yang notabenya perlu di sejahterakan khususnya para Driver yang saat init kurang menikmati wisatawan di kapal pesiar tersebut.
Kapal Pesiar saat ini mengangkut hampir 1.000 orang termasuk crew namun sebanyak 596 wisatawan dari berbagai Negara diajak mengunjungi beberapa objek wisata andalan di Kabupaten Buleleng selama dua hari.oleh ejen trevel asal Bali Selatan yang telah melakukan kontrak bekerjasama dengan oknum Crew Kapal
Sedangkan para driver yang tergabung dalam APWC (Asosiasi Pengemudi Wisata Celukan Bawang) yang beranggotakan hampir 140 dari berbagai tempat wisata di Buleleng dan itu merupakan para driver –driver handal dan armada cukup memadai hanya menjadi penonton di Pelabuhan Celukan Bawang karena seluruh wisatawan yang katanya sudah dipaket setelah turun dilarikan oleh driver lainya. Tak hanya saat ini saja terjadi polemik di Pelabuhan Celukan Bawang bahkan setiap terdapat kapal sandar selalu terjadi hal sama.
Para anggota APWC dan driver di kawasan Lovina sangat mengeluhkan permasalahan tersebut tak ada yang mampu ada menjembatani secara pasti bahkan bertahun-tahun lamanya dibiarkan pihak Pelindo,pemkab Buleleng,KSOP. Awak media Fakta yang investigasi dilapangan (7/12) ditemukan beberapa kejanggalan , para anggota APWC maupun driver lokal Buleleng menunggu diluar dermaga hanya menanti wisatawan yang tak berduit untuk ikut berwisata.
Mirisnya di areal dermaga Celukan Bawang terdapat puluhan pedagang menggunakan tenda yang menyajikan sofenir untuk wisatawan atau crew kapal yang ingin kedarat sekedar belanja, sayang mata pencarian mereka diduga ikut dinikmati oknum pihak Pelindo selaku pemilik wilayah dengan memungut biaya 750 ribu perhari dalam 2 hari dikenakan 1.500.000. Informasi yang lebih didapat awak media dari hasil Investigasi di lapangan sempat para pedagang tersebut setahun diwacanakan kena biaya Rp- 3.500.000 itupun Kapal pesiar akan tetapi sebulan tidak menentu sandar,”Dapat dan tidak berjualan tetep pedagang itu dikenakan biaya 750 perhari oleh Pelindo ketika kapal itu datang tapi, saya saja kena 350 masang stan kecil’kata salah satu driver.
Informasi yang didapat Fakta, Senin (11/12/2023) depan permasalahan yang selama ini menjadi bom waktu akan disampaikan oleh pihak APWC (Asosiasi Pengemudi Wisata Celukan Bawang) kepada Kepala Peindo,KSOP ,dan Polsek Celukan Bawang,Dispar Buleleng.
”Menurut Dispar katanya mau membantu mengurus APWC,artinya bahasa itu untuk apa untuk jadikan kita penonton di Celukan Bawang sedangkan yang menikmati ejen luar Buleleng seperti Mai Buss dan tervel lokal lainya. Kita hanya minta porsi biar sama dengan ejen tersebut. Anehnya lagi ada mobil plat B ambil wisatawan dan Taksi,”ujar Driver.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara dikonfirmasi tak mampu bicara banyak, bahkan membenarkan kekisruhan yang terjadi dilapangan.”Bukan hari ini aja dari tahun ketahun. Untuk kapal pesiar di Dermaga Celukan Bawang itu agent perjalanan dari company, company Kapal kerjasama dengan agent didarat. Persyaratan dari agent kapal pesiar sangat ketat sehingga agent didarat harus menyiapkan transportasinya sesuai syarat (SOP) yang ditentukan mulai dari komsumsi, trif,jaminan keselamatan ”kata Gede Dody Sukma Oktiva Askara
Ada dua versi wisatawan yang dibawa kapal pesiar bersandar di Celukan Bawang, 1). berwisata secara mandiri artinya ketika mau jalan-jalan diarahkan ke driver lokal namun hanya beberapa puluh saja akan tetapi bukan tanggung jawab company. 2) sedangkan wisatawan yang sudah membeli paket wisata diarahkan ke agent resmi
Persyaratan yang dilakukan oleh pihak kapal pesiar sangat ketat karena menyangkut keselamatan wisatawan , para agent didarat harus memiliki legalitas usaha. Sedangkan para driver yang ada di Celukan bawang yang tidak memiliki ijin usaha tidak diperkenakan mengangkut Wisatawan tersebut ,”Walaupun para driver lokal Buleleng ada peguyubanya siapa yang nanti ketika terjadi sesuatu hal yang negatif contoh kecil kepleset saat lancong siapa penanggung jawabnya, jadi harus ada badan usahanya untuk bisa mendapatkan wisatawan”terang Kadispar.
(ds)