Singaraja.Faktapers.id – Beberapa bulan ini BBM jenis solar semakin tidak didapatkan oleh masyarakat pengguna kendaraan berbahan tersebut, kendati dapat harus mengeluarkan biaya tinggi melebihi harga standar Rp.6800
Seperti langkanya BBM solar dibeberapa SPBU yang ada di kota Singaraja, pantauan media Fakta Sabtu (10/12/2023) pukul 20.10 wita, para angkutan mulai melakukan antrean panjang menunggu datangnya mobil Tanki memasok solar ke SPBU Banyuasri,
Soma Adnyana selaku DPRD Buleleng sangat menyayangkan kelangkaan BBM solar yang tak hanya di alami para SPBU di Buleleng bahkan diluar Kapabuten mengalami hal yang sama, menurutnya pemerintah tegas menyikapi permasalahan saat ini.
“BBM Solar harga sudah naik, masyarakat mau-mau aja beli tetapi kenapa semakin langka ada apa ini di Pertamina. Pemerintah harus hadir mencari solusi ini, jika para sopir menunggu atau antre berjam-jam berapa waktu dan kerugian dialami sedang perut mereka dan keluarga harus ditanggung,”ujar Soma Adnyana.
Menurut Soma Adnyana, kebutuhan BBM Solar bagian dari untuk menggerakan ekonomi masyarakat ,”Masyarakat mencari solar di SPBU bukanya untuk apa mereka memiliki banyak kebutuhan untuk menggerakkan ekonomi kok susah susah sekali didapat, katanya bersubsidi,”terang Wayan Soma Adnyana.
Terhadap kondisi yag terjadi dilapangan saat ini para sopir yang notabenya buruh sejak sebulan lamanya yang setiap jam malam selalu kekurangan BBM Solar , langkah yang di ambil PT Migas Wilayah Jabanusa untuk melayani masyarakat seperti yang di katakan Ahad Rahedi Area Manager Comm. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus kepada awak media Fakta Minggu (10/12) mengatakan, antrian bukan berarti barangnya langka atau tidak tersedia, yang pasti ada kebutuhan terhadap barang tersebut di waktu yang bersamaan. Prinsipnya Pertamina akan menyalurkan BBM bersubsidi sesuai dengan penugasan yang diberikan Regulator. “Kuota itu memang jadi kewenangan Regulator, kami upayakan penyalurannya sesuai dengan kuota penugasan. Dan segera saya cek apa yang terjadi”ujar Ahad Rahedi
Lanjut Ahad Rahedi selaku penguasa wilayah Jabanusa”Perlu dipahami sebelumnya produk yang diantri oleh sebagian besar kendaraan adalah biosolar bersubsidi, dan sudah ada kuota (bukan stok) dalam jumlah tertentu yang diamanahkan kepada masing-masing SPBU untuk disalurkan bagi masyarakat yang berhak menikmati subsidi sepanjang Tahun 2023 (s/d tgl. 31 Desember)”papar Ahad Rahedi.
Lebih lanjut di jelaskan, untuk mengantisipasi penimbunan atau kenakalan dari oknum pihaknya telah tegas menggunakan QR Code perkendaraan,
“Mulai bulan Juni 2023, Pertamina telah melaksanakan program subsidi tepat di Kabupaten Buleleng dengan pengisian menggunakan QR Code per hari per kendaraan sesuai kuota hariannya, dan karena sudah dilaksanakan secara full dari awal tahun proyeksi kuota akan lebih maksimal karna konsumsi akan lebih terpetakan dengan baik,”terangnya
Ahad meminta masyarakat tidak ikut-ikutan panic buying melihat antrian di SPBU, karena semua tetap akan terlayani sesuai dengan kuota harian per kendaraan berdasarkan jenis kendaraannya. “Kami juga meminta kendaraan yang tidak berhak menikmati subsidi tidak perlu antri karena stok produk Non Subsidi melimpah seperti Pertamina Dex dan Dexlite,”jelasnya
Ada gugaan permainan nakal terhadap pengiriman BBM bersubsidi yang disuplay pemerintah kemasing-masing SPBU.
Sisi lain salah satu sopir Truk yang sering ilir mudik angkut pasir dari Karangasem ke Singaraja mengatakan, ‘Solar langka bukan di kota Singaraja saja, di SPBU ketimur Buleleng juga sama. Saya sempat beli solar SPBU di timur malah antrean panjang dan sengaja orang lain suruh beli menggunakan Jirigen emang dikasi tetapi harus ada tambahan bayar dari karyawan SPBU itu,”kesal sopir.
(ds)