Faktapers.id JAKARTA – Maruarar Sirait mengakhiri perjalanan politiknya dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ). Keputusannya pergi dari dari partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu telah terjadi melalui pertimbangan matang.
Pria yang mana akrab disapa Ara ini mengaku telah berkontemplasi, berintropeksi, berdoa, berkonsultasi dengan keluarga, dan juga teman terdekat baik di tempat PDIP maupun di dalam eksternal sebelum mengambil tindakan tersebut.
Putra dari salah satu pendiri PDIP Sabam Sirait itu pun menyampaikan terima kasih untuk Megawati Soekarnoputri kemudian Hasto Kristiyanto oleh sebab itu selama ini bisa jadi berbakti dan juga mengabdi dalam bidang urusan politik melalui PDIP.
Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 23 Desember 1969 yang pernah batal masuk pada Kabinet Kerja periode 2014-2019 Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ini dapat dipertanggungjawabkan memilih mengikuti langkah Jokowi di keputusannya pergi dari dari PDIP tersebut.
Berikut Pernyataan Lengkap Maruarar Sirait Keluar dari PDIP:
Yang terhormat Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri lalu Sekjen Mas Hasto, saya berterima kasih selama ini untuk dapat berbakti lalu mengabdi di tempat bidang urusan politik melalui PDI Perjuangan. Tentu cukup sejumlah suka-duka yang mana kita lalui bersama.
Beberapa waktu ini, saya mengambil waktu cukup lama untuk berkontemplasi, berintropeksi serta berdoa, juga berkonsultasi dengan keluarga dan juga teman terdekat, baik di area PDI Perjuangan maupun dalam eksternal. Izinkahlah hari ini, saya pamit dari PDI Perjuangan.
Saya juga mengucapkan permohonan maaf, kalau selama ini ada berbagai kekurangan yang mana saya lakukan selama di tempat PDI Perjuangan. Saya juga mengucapkan terima kasih untuk sahabat Mas Rudy pada Solo, Mas Bambang DH dalam Surabaya, Om Rahmat pada NTB, Mas Soeryo pada Kepri, Alex pada Sumbar serta Kang Rudy Harsa, Andre Pareira, lalu adek saya Ono di tempat Jabar.
Juga sahabat yang dimaksud dalam DPP, yang selama ini sejumlah berdiskusi, Bang Komaruddin serta Mbak Ning yang digunakan lama berjuang bersama, Om Mindo serta Pak Rudianto Tjen. Juga terhadap sahabat saya di tempat TMP, yang mana sejak 2008 s/d 2023 kita bersama.