Faktapers.id JAKARTA – Mantan Wakil Presiden (wapres) Jusuf Kalla (JK) menganggap istilah-istilah rumit yang tersebut ditanyakan ketika debat keempat Pilpres 2024 adalah strategi agar orang lain kelihatan seperti orang bodoh.
Hal itu diungkapkan JK ketika wawancara ekslusif dalam The Prime Show iNews, Rabu (24/1/2024), menanggapi istilah-istilah rumit yang dikeluarkan oleh cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka ketika bertanya persoalan greenflation untuk cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
“Itu strategi untuk kelihatan orang bodoh. Ini adalah kan pertunjukan, maka ditanyalah pertanyaan sesuai yang digunakan dapat dipastikan beliau tau, maka tidak menjadi substansi, mirip cerdas cermat,” ucap JK.
JK menilai langkah Mahfud MD tidaklah menjawab pertanyaan dari Gibran Rakabuming Raka tentang greeninflation adalah hal yang mana tepat. Ia menganggap pertanyaan menyudutkan itu bukan jelas. Karena dari peraturan KPU tentang debat yang digunakan menyatakan bahwa segala bentuk singkatan atau istilah haruslah dijelaskan sebelum bertanya terhadap paslon lain.
“Sudah ada aturan dari pada moderator, bukan boleh bertanya tentang singkatan, kalau ada istilah-istilah yang digunakan aneh itu harus agar dijelaskan dulu,” kata JK.
JK mengatakan, pasca Gibran menjelaskan apa itu greenflation pada waktu bertanya pada Mahfud. Apa yang dimaksud beliau gamblangkan di debat itu juga salah. “Penjelasan Gibran (soal greeninflation) juga salah jua. Tidak jelas juga malah,” ucap JK.
“Mas Gibran cuma menjelaskan terjemahannya, kemudian memberi contoh di tempat Paris orang berbaju kuning. Gak ada hubungannya,” katanya.
Padahal di pertanyaannya Gibran menanyakan apa itu greenflation. Buat JK greenflation cuma akibat belaka dari sebuah transisi.
“Coba sekarang, kita mau ganti listrik dari batu bara, tentu diatasi dengan transisi, ataupun di dalam katakanlah subsidi dulu sambil berjalan. Sambil di tempat atasi akibat beralihnya dari mobil yang tersebut pakai bensin ke listrik itu solusinya beliau kasih subsidi bukanlah masalah baju,” tutur JK.
“Saya kira benar Prof Mahfud beliau bukan menjawab,” pungkas JK. (*)