Jakarta, faktapers.id – Pesrsatuan Wartawan Indonesia menggelar Seminar bertajuk ‘Masa Depan Jakarta Pasca IKN, Tantangan Lingkungan dan Kompetisi Global’ pada Hari pertama Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2024.
Dipandu langsung oleh Ketua Dewan Pakar PWI Pusat Agus Sudibyo dengan menghadirkan 3 (tiga) pembicara, antara lain Direktur Perencanaan Makro Agustomi Masik, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati, Ketua Real Estate Jakarta Arvin Iskandar dan Direktur Regional I Kementerian PPN/Bappenas Malik Abdul Malik Sadat Idris.
Bendahara Umum PWI Pusat Marthen Selamet Susanto, yang hadir mewakili Ketua Umum PWI Pusat Hendri Ch Bangun, sekaligus membuka acara tersebut dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pembicara dan peserta yang telah hadir.
“Kami (PWI Pusat), mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), pak Bambang Susantono, yang telah hadir langsung sebagai Keynote Speaker beserta pembicara lainnya. Terimakasih juga kepada seluruh peserta, baik itu dari kalangan mahasiswa dan Bappenas,” Ujarnya, sabtu (17/2/2024) di ruang Candi Bentar Putri Duyung, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
“Seminar ini temanya, Jakarta Pasca IKN akan sepetti apa? apakah akan seperti New York di Amerika Serikat? apakah seperti Tokyo di Jepang? atau negara-negara lainnya. Kita tahu, terjadi pro dan kontra dalam pemindahan ibu kota negara, dari Jakarta ke IKN. Inilah yang nantinya, akan kita bahas bersama di seminar ini,” ucapnya.
IKN akan Jadi Kota yang Smart dan Moderen
Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono yang menjadi keynote speaker dalam kegiatan tersebut, mengungkapkan bahwa dalam konsepnya, IKN akan menjadi kota hijau yang smart dan modern kedepannya.
Selain itu, kata Bambang, IKN juga akan dijadikan sebagai kota yang liveable dan loveable atau kota yang menyenangkan, layaknya Finlandia, yang menyandang gelar negara dengan indeks kebahagiaan nomor satu di dunia.
Kemudian, lanjut Bambang, IKN nantinya bukan hanya layak untuk staycation atau lokasi liburan melainkan bisa menjadi tujuan workcation yang nyaman.
“Tidak hanya fasilitas publik dan kantor pemerintah saja. Ada juga tempat untuk UMKM, hangout, olahraga dan stand up comedy. Selain itu, kita punya studi internasional. Kebetulan kita dibantu oleh Asian Development Bank untuk membuat studi bagaimana kita menjadi kota yang dicintai,” terang Bambang.
Saat ini, kata Bambang, salah satu langkah yang telah dilakukan Otoritas IKN dalam mewujudkan IKN menjadi kota yang menyenangkan, adalah dengan menandatangani nota kesepahaman antara Otorita IKN dengan Finlandia.
“Finlandia adalah negara paling happy di dunia berdasarkan beberapa indeks. Kita belajar dari mereka, gimana supaya penduduknya lebih happy,” Katanya.
“DKI Jakarta setelah IKN terbangun, tentunya akan menjadi kota pusat bisnis atau menjadi sister city yang akan berkorelasi dengan IKN sebagai pusat pemerintah,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Bambang menampilkan sejumlah foto terkait kondisi IKN saat ini, melalui monitor. Dalam gambar tersebut, tampak sejumlah progres pembangunan di IKN, salah satunya adalah infrastruktur.
“Tahap awal kota IKN telah dibangun. Di sini kita bangun hotel, rumah sakit, perkantoran sampai tempat hangout. Termasuk kita akan siapkan juga fasilitas kesehatan dan juga jaminan sosial didalamnya,” terangnya.
“Ekosistem ini terus dibangun. Sekali lagi, IKN nantinya akan menjadi kota cerdas, yang menggunakan digital dalam setiap kegiatannya,” imbuhnya.
“IKN juga akan menjadi kota tangguh, dengan fasilitas kesehatan dan lainnya yang sudah disiapkan. IKN akan menjadi kota modern dan world class (kelas dunia) kedepannya,” lanjutnya lagi.
Kawasan Metropolitan Terbesar ke 2 di Dunia Setelah Tokyo
Sementara, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati, yang juga menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan tersebut, mengungkapkan bahwa Jakarta merupakan kawasan metropolitan terbesar ke 2 (dua) setelah Tokyo Jepang.
“Sudah sejak tahun 2019, Jakarta akan diprioritaskan menjadi kota pembangunan, dikembangkan sebagai kota bisnis, kota keuangan dan pusat perdagangan berskala regional dan global,” ujar Sri.
Dalam kesempatan itu, Sri tidak mempersoalkan terkait permasalahan Jakarta pasca IKN. la mengimbau kepada masyarakat, untuk tidak mengkhawatirkan soal perpindahan ibu kota negara, dari Jakarta ke IKN. Menurutnya, Jakarta tetap akan menjadi prioritas pembangunan di era globalisasi.
“Tentunya, Jakarta masih menjadi salah satu magnet khusus, yang tetap akan berkembang. Selain itu, Jakarta juga memiliki nilai ekonomis tinggi bagi berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat,” tukasnya. (ibeng)