Klaten, faktapers.id – Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Kadarwati mengatakan, kesenian Hadroh tidak saja sebagai budaya Islami, akan tetapi juga sebagai media dakwah untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran agama Islam.
Menurut dia, kesenian Hadroh sangat perlu untuk dilestarikan, apalagi sebagai produk budaya lokal harus tetap bisa tumbuh baik di negeri sendiri. Karena di tengah arus perubahan dan pengaruh budaya barat.
Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan seni hadroh sebagai salah satu seni budaya bangsa peninggalan para wali yang Islami ini lambat laun akan ditinggalkan masyarakat.
“Karena itu, perlu kiranya dilakukan pelestarian oleh seluruh komponen masyarakat khususnya umat Islam, termasuk melalui kegiatan-kegiatan seperti sarasehan ini,” ujar Kadarwati.
Sarasehan di Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Klaten tersebut juga dihadiri Ketua DPRD Klaten. Kegiatan ini mengusung tema “Mempertahankan Keindahan Seni Hadroh dalam Kebudayaan Agama di Indonesia”.
“Hadroh ini cara syiar agama Islam yang paling baik yang mengajarkan cinta kasih dan keselamatan tanpa ada ujaran kebencian,” kata Kadarwati, disela-sela sarasehan dengan warga Ceper, Kamis (11/7/2024) malam.
Legislator dari PDI Perjuangan ini menyebut bahwa seni hadroh peninggalan wali seperti Sunan Kalijogo yaitu dengan mengakomodir budaya dengan lirik lagu yang memberikan petuah, contohnya lagu Lir-ilir dan lainnya.
“Maka dari itu, malam ini kita hadirkan hadroh yang dinamai Campur Santri mengingatkan indahnya berkesenian yang inovatif. Hal ini kita syiarkan ke masyarakat sebagai wujud toleransi budaya dan alat pemersatu bangsa,” tandas dia.
Ia berpesan sebagai orang Jawa harus ingat asal-muasal dan tidak boleh melupakan sejarah awal dan budayanya. Menurutnya, Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai tanpa memaksa karena agama yang rahmatan lil alamin.
(Madi)