Jakarta, faktapers.id -Desakan dari para pemilih Partai Demokrat agar dia mundur sebagai calon presiden partai tersebut. Salah satu penyebab Presiden Joe Biden telah mundur dari pertarungan pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS).
Tentunya menggemparkan keputusan dramatis Joe Biden yang diumumkan hari Minggu waktu AS tersebut telah mengacaukan pilpres AS 2024 dan memicu pergulatan sengit menuju hari pemungutan suara.
“Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk melayani sebagai Presiden Anda,” tulis Biden dalam surat yang di-posting di X sebelum pukul 14.00 siang pada hari Minggu, seperti dikutip dari TIME, Senin (22/7/2024).
“Meskipun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin ini demi kepentingan terbaik partai saya dan negara jika saya mundur dan fokus hanya pada memenuhi tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya.” tulisnya lagi.
Pada postingan yang dikeluarkan beberapa menit kemudian, Biden memberikan dukungannya kepada Wakil Presiden Kamala Harris untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat.
Debat capres 27 Juni melawan capres Partai Republik Donald Trump telah memperdalam pertanyaan tentang ketajaman mental Presiden Biden dan kemampuannya untuk berkampanye dan memerintah AS.
Dari itulah, puluhan pejabat terpilih di Partai Demokrat telah mendesak Biden (81) untuk mundur sebagai capres.
Biden dengan keras kepala menentang seruan tersebut, marah terhadap pemberontakan tersebut dan bertekad untuk terus maju. Dia yakin 100 persen mampu sampai, akan tetapi akhirnya dia memilih mundur dari pilpres AS 2024.
Keputusan bersejarah ini menjadikan Biden presiden pertama yang membatalkan kampanye pemilihannya kembali dalam lebih dari setengah abad. Sebelumnya, Presiden Lyndon Johnson mengumumkan pada bulan Maret 1968 bahwa dia tidak akan menerima pencalonan Partai Demokrat di tengah ketidaksetujuannya atas penanganannya terhadap Perang Vietnam.
Maka dengan mundurnya Biden membuka pintu bagi Harris atau pemimpin muda Demokrat lainnya untuk bersaing memperebutkan jabatan puncak melawan Donald Trump yang berusia 78 tahun, tergantung pada bagaimana Partai Demokrat memutuskan untuk menggantikannya.
Namun begitu preferensi Biden masih berpengaruh di kalangan loyalis partai, hampir tidak ada jaminan bahwa partai yang bersedia mendepresiasi pemimpinnya akan lebih lama lagi mengikuti arahan Presiden.
Tidaklah mudah bagi seseorang yang telah berjuang hampir sepanjang hidupnya demi kekuasaan kepresidenan untuk melepaskan kekuasaannya sekarang, dalam keadaan yang semakin lemah dan dalam kondisi yang sulit.
Biden sebenarnya tidak mau mundur. Namun, mengatasi kesulitan telah menjadi ciri khas identitasnya. Dia melihat meningkatnya kekhawatiran mengenai usianya sebagai tantangan lain yang harus diatasi.
Hal lainnya, publik Amerika Serikat sudah lama mempertanyakan usia Biden.
[]