JawaPendidikan

Mahasiswa KKN Undip Berikan Edukasi Stunting Lewat Website Tracking Dengan Pendekatan Inovatif

9
×

Mahasiswa KKN Undip Berikan Edukasi Stunting Lewat Website Tracking Dengan Pendekatan Inovatif

Sebarkan artikel ini

Wonogiri, faktapers.id – Pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, Rabu, 25 Januari 2023 lalu, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di mana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen di 2022. Hasil SSGI ini untuk mengukur target stunting di Indonesia. Sebelumnya SSGI diukur 3 tahun sekali sampai 5 tahun sekali.

Namun kemudian Menkes mengatakan mulai 2021 SSGI dilakukan setiap tahun. Sehingga diharapkan penurunan kasus stunting bisa lebih tajam lagi di angka 14 persen di 2024 dapat tercapai.

Oleh karenannya kelompok kerja Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) Haikal Azka Farzana pada program studi Peternakan, Itsnaeni Rohmah (Kimia), Shifa W. Utomo (Bioteknologi), Febriana Lastrida Sirait (Hukum), Diyah Pramesthi Ningrum (Manajemen), Samuel Jeffirio Suesti Putra (Administrasi Publik K.Rembang), Kumala Dewi Kusumawati (Teknik Komputer), Sarah Rinuntun Utami (Teknologi pangan) dan Holiena Syahratu (Psikologi) melaksanakan program edukasi pencegahan stunting di Desa Gebang, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, dengan pendekatan inovatif. Program ini melibatkan pengenalan website yang telah berhasil diciptakan oleh Mahasiswa PKM Psikologi yaitu untuk tracking tumbuh kembang anak serta pemberian contoh makanan bergizi kepada kader posyandu, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang berperan dalam pemberantasan stunting di Desa Gebang, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Stunting, merupakan sebuah kondisi kekurangan gizi kronis yang dialami pada anak-anak. Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Berdasarkan data, terdapat 11 anak di desa Gebang yang masuk kategori stunting sehingga butuh penanganan khusus. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Undip berinisiatif memberikan edukasi kepada masyarakat desa melalui dua pendekatan utama, yaitu penggunaan teknologi dalam pemantauan perkembangan anak dan penyuluhan tentang pola makan sehat. Program tersebut dilaksanakan dengan perpaduan kolaborasi dengan mahasiswa PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) Undip yang telah berhasil menciptakan website bernama LANGKAH yang membantu dalam mendeteksi tumbuh kembang anak untuk pencegahan stunting.

Acara yang dilaksanakan pada 2 Agustus 2024 di aula Balai Desa Gebang tersebut, Mahasiswa KKN Undip menjelaskan beberapa fitur yang ada dalam website LANGKAH. Website LANGKAH sendiri memiliki beberapa fitur diantaranya fitur “tabel perkembangan anak” untuk memantau tahapan perkembangan anak, fitur “resep isi piringku” yang menyediakan informasi tentang makanan bergizi yang dapat disesuaikan dengan usia balita, dan fitur “hubungkan ke ahli” untuk berkonsultasi dengan ahli seperti dokter anak dan psikolog perkembangan. Dalam acara tersebut mahasiswa KKN Undip juga melakukan demonstrasi penggunaan website LANGKAH.

Di tempat yang sama, Sumiyati selaku Anggota PKK membagikan pengalamannya terkait kasus stunting di wilayahnya.

“Di desa ini masalah stunting sulit untuk ditangani, pada bulan sebelumnya hanya ada 9 balita yang masuk dalam kategori stunting namun bulan ini naik menjadi 11 balita yang terkena stunting” ujar Sumiyati.

Lebih lanjut, Sumiyati sangat mengapresiasi website LANGKAH yang merupakan hasil kreatifitas mahasiswa Undip dan berharap bahwa website ini dapat membantu mereka mengurangi angka stunting di Desa Gebang.

Menurutnya, selain memperkenalkan website LANGKAH, mahasiswa KKN Undip juga mensosialisasikan pentingnya memberi makanan bergizi untuk menghindarkan anak dari stunting. Untuk mendukung sosialisasinya, mereka juga memberikan contoh makanan bergizi yang lengkap dengan adanya karbohidrat, protein, serat, dan susu untuk para peserta kegiatan.

Melalui program edukasi ini, diharapkan para orang tua terutama para kader posyandu agar semakin sadar akan pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala dan pemberian makanan bergizi yang tepat.

(Her)